Pada edisi sebelumnya dijelaskan bahwa setiap anak adalah unik, serta orang tua perlu bisa berempati untuk mendidik mereka.
Salah satu keunikan yang dimiliki setiap anak misalnya adalah kemampuan indera yang berbeda. Perbedaan ini dilihat dari daya tangkap mereka dalam menggunakan indera mereka. Ada anak yang mempunyai daya tangkap lebih bila menggunakan indera penglihatan, ada yang dengan indera pendengaran, sementara yang lain dengan indera peraba, penciuman, pengecap dan kombinasi masingmasing indera.
Selain itu ada anak yang daya tangkapnya kuat dengan menggunakan indera pada kelenjar pituitary-nya.
Kelenjar pituitary adalah kelenjar di bawah otak yang berfungsi sebagai indera penerima sinyal dan gelombang, kelenjar ini lazimnya disebut sebagai indera keenam.
Perbedaan daya tangkap ini yang menyebabkan perbedaan gaya belajar pada setiap anak. Untuk anak yang bagus pada indera pendengarannya, ia akan lebih suka mendengar dan menyimak serta menyukai suasana tenang saat belajar. Ini adalah cara anak belajar yang disukai guru pada umumnya. Anak tipe inilah yang menjadi standar ciri-ciri pelajar dan murid yang baik.
Anak yang bertipe visual lebih kuat mengingat apa-apa yang dilihatnya daripada yang didengar. Anak seperti ini tidak mudah terpengaruh keributan, dan mudah bosan bila mendengar ceramah.
Yang sering disalahartikan sebagai ‘anak nakal’ adalah anak yang mempunyai tipe belajar kombinasi antara indera visual dan peraba yang termasuk juga kemampuan bergerak. Biasanya anak tipe ini cerewet jika bercerita. Anak-anak ini baru dapat belajar jika fisik mereka ikut terlibat saat memperhatikan. Mereka sulit belajar jika harus diam mendengarkan. Mereka merasa belajar itu harus disertai kegiatan seperti berlari-lari, berteriak,melompat, berjoget dan lainnya.
Setiap anak mempunyai gaya belajarnya masing-masing. Naluri merekalah yang menggerakkan mereka pada gaya belajarnya.
Apapun tipe belajar seorang anak, ia akan belajar jika sedang mengalami suatu kegiatan secara langsung. Dan daya tangkapnya dalam belajar akan semakin kuat jika ia sedang merasa senang dan gembira.
Sebaliknya, jika seorang anak ditekan untuk belajar, kegembiraannya akan lenyap dan daya tangkapnya dalam belajar akan melemah secara drastis, akibatnya ia tidak belajar apa-apa kecuali rasa kecewa dan mencari taktik untuk menghadapi masalah serupa di masa depan.
Oleh karena itu, kita perlu menjaga kegembiraan seorang anak saat ia sedang aktif melakukan suatu kegiatan. Karena dengan cara demikian ia akan mengalami proses belajar yang optimal.
Jadi, siapkah anda mengetahui dan menghadapi cara belajar yang unik dari anak anda?
From Lembaga Pendidikan Optimasi Anak – Prodigy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar