tag:blogger.com,1999:blog-59205297037293189832024-02-19T17:16:42.803+07:00FREE E-BOOKIlmu adalah sebaik-baiknya perbendaharaan. Ia ringan dibawa, namun besar manfaatnya. Di tengah-tengah orang banyak ia indah, sedangkan dalam kesendirian ia menghibur.
jika ingin menggunakan link2 dari saya, silahkan saja.Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.comBlogger308125tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-72407571122865882852012-03-29T20:01:00.001+07:002012-03-29T20:02:34.368+07:00Orgonite / orgone<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYh6vEguyoiR2bHxXorMzvJbA0fr3b3hguMPT_jRT06S7aBIy7PqzH5QuoXGOJxN2sk-sjk_3qr6Njm8gtqMrrL3JxJEWKPoKlU648-15pf4rsCOoP6WwFC-K-b_9kpa8gRlFXWyHeZfx0/s1600/orgonegenerator.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="158" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYh6vEguyoiR2bHxXorMzvJbA0fr3b3hguMPT_jRT06S7aBIy7PqzH5QuoXGOJxN2sk-sjk_3qr6Njm8gtqMrrL3JxJEWKPoKlU648-15pf4rsCOoP6WwFC-K-b_9kpa8gRlFXWyHeZfx0/s200/orgonegenerator.jpg" width="200" /></a></div>Orgonite adalah perpaduan material sederhana (serabut logam, batu kristal dan resin) yang dicetak dalam berbagai bentuk dan berfungsi untuk menyeimbangkan energi yang ada di alam dengan melakukan konversi enerji negatif menjadi enerji positif. Enerji yang dihasilkan ini disebut dengan Orgone.<br />
<br />
Orgone merupakan pembersih alami, penyembuh dan sumber energi positif. Orgone adalah nama yang diberikan ilmuwan Wilhelm Reich untuk enerji vital yg ada di bumi ini. Energi ini sering disebut Chi atau fifth element. Orgone ini disebut juga bio energy. Ada juga yang menyebutnya dengan life force atau prana.<br />
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy5WWGyEZJW8o_k_wT-7tb5q_7RcO6OPpSAUKkB4_2xbMKWjlvzwb_t9O0UJjDjBjR7lah_qeR44lEEHdRD_Yp4m8v6cf9WHFFUuN5sg8H27f3JmEJNGd9saRqknbhZzcbkVzPkYYwoEbI/s1600/accumulator_diagram.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="164" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy5WWGyEZJW8o_k_wT-7tb5q_7RcO6OPpSAUKkB4_2xbMKWjlvzwb_t9O0UJjDjBjR7lah_qeR44lEEHdRD_Yp4m8v6cf9WHFFUuN5sg8H27f3JmEJNGd9saRqknbhZzcbkVzPkYYwoEbI/s200/accumulator_diagram.jpg" width="200" /></a></div>Orgone menyerap energi negatif beserta racun-racun kimiawi di sekitar kita, merubahnya menjadi energi positif dan melepaskannya kembali ke atmosfir. Diketahui energi negatif yg tersebar di sekitar kita memberi pengaruh buruk bagi kesehatan dan lingkungan hidup. Energi negatif ini banyak ditimbulkan antara lain dari radiasi elektromagnetis jaringan selular, jaringan listrik, pemancar televisi polusi udara dan juga penyemprotan secara sengaja bahan-bahan kimia ke udara (chemtrails).<br />
<br />
<b>Manfaat dari orgone :</b><br />
- Menetralisir racun dan radiasi dari udara<br />
- Menghilangkan Chermtrails dan menjaga udara tetap bersih<br />
- Memperbaiki pernapasan dan membantu penderita asma<br />
- Membantu mempercepat proses penyembuhan<br />
- Meningkatkan daya tahan tubuh<br />
- Menyembuhkan sakit kepala dan migrain<br />
- Melindungi dari halilintar dan angin puyuh di sekitarnya<br />
- Menetralisir efek dari hal atau alat pengontrol pikiran (sebentuk hipnotis)<br />
- Menghilangkan insomnia atau susah tidur dan mimpi buruk<br />
- Mengurangi tingkat stress<br />
- Membuat tanaman tumbuh lebih sehat; dan suasana alam lebih segar dan nyaman<br />
- Media Holistic Healing<br />
- dan lain sebagainya<br />
<br />
<b>7 Keuntungan menggunakan benda” radionic Magnetis (personal orgone) adalah :</b><br />
1. Mengaktifkan molekul air dalam tubuh kita menjadi hexagonal pada posisi peletakan orgone tertentu<br />
2. Mengaktifkan sel dalam tubuh, dan mengaktifkan metabolism tubuh<br />
3. Purifikasi darah dan sel darah merah, serta menyeimbangkan PH dalam darah<br />
4. Revitalisasi tubuh<br />
5. Menyeimbangkan secara alami system syaraf<br />
6. Menstabilkan temperature dan meregulasikan suhu badan<br />
7. Meminimalisir terjadinya gangguan pada peredaran darah dan daya tahan tubuh bertambah untuk menangkal stress dan penyakit.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp18w_wFzFHrYpcOpO9SoiRdBLg9_foMODixNXOSvScK4o-y5FNKzqdfH5MF_OmANNoDb3JYeD6uI_0UpigZHY7gZvfSOdhiZQTcR8aAv7QjDcnDOPFZOU-5c2iI51mz71zUowy6jNFABF/s1600/orgonite_diagram.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp18w_wFzFHrYpcOpO9SoiRdBLg9_foMODixNXOSvScK4o-y5FNKzqdfH5MF_OmANNoDb3JYeD6uI_0UpigZHY7gZvfSOdhiZQTcR8aAv7QjDcnDOPFZOU-5c2iI51mz71zUowy6jNFABF/s200/orgonite_diagram.jpg" width="200" /></a></div>Cara pembuatan Orgonite ini sangat mudah (lihat link di bawah), dan biaya yang diperlukan untuk pembuatan 1 buah Orgonite berukuran 2 cm kubik hanya sekitar dua ribu rupiah. Setelah Anda bisa membuat Orgonite sendiri, cobalah sebarkan Orgonite ini di halaman rumah Anda, di bawah BTS Cellular Phone, atau di sungai-sungai yang kotor dan amati beberapa hari kemudian apa yang terjadi dengan lingkungan Anda.<br />
<br />
Orgone yg dibentuk khusus berupa jajaran pipa tembaga yang diarahkan ke langit – disebut dengan Cloud Buster – dapat membuat agar langit kita menjadi biru bersih kembali. Ini juga bisa menetralkan efek Chemtrails yang diduga sebentar lagi akan melanda Indonesia.<br />
<br />
Mari kita ciptakan lingkungan yang ramah, bersih dan sehat.<br />
<br />
<b>Sumber</b><br />
<a href="http://forum.detik.com/showthread.php?t=24918">http://forum.detik.com/showthread.php?t=24918</a><br />
<a href="http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2566913">http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2566913</a><br />
<br />
<b>Link lain tentang Orgonite.</b><br />
<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Orgonite">http://en.wikipedia.org/wiki/Orgonite</a><br />
<a href="http://www.ryanmcginty.com/orgone/newdevices.htm">http://www.ryanmcginty.com/orgone/newdevices.htm</a><br />
<a href="http://www.orgonite.info/how-to-make-orgonite.html">http://www.orgonite.info/how-to-make-orgonite.html</a><br />
<br />
Contoh Orgonite Tower-Buster<br />
<a href="http://www.youtube.com/watch?v=6KtyrY9Keug">http://www.youtube.com/watch?v=6KtyrY9Keug</a><br />
<br />
<b>how to make orgonite</b><br />
<a href="http://www.youtube.com/watch?v=kCOic3MuVLQ">http://www.youtube.com/watch?v=kCOic3MuVLQ</a>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-27241393034823044972012-03-28T20:42:00.000+07:002012-03-28T20:42:00.287+07:00Penelitian Ilmiah Tentang Kemampuan Indera ke 6<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhT6IpJ-_xpcWe5Olzj64EI8P2gY1vbnlRdo6dYRAbW_7Ce3IA5tezGpiKXrWKS_7FmCXrf0fVTfKsubLJL6NxYo8yZMIVO0JXvO7QE86xPKxiv3FYaseH2SuZ4FyvUmz0LtgAVon1233Nd/s1600/meditasi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhT6IpJ-_xpcWe5Olzj64EI8P2gY1vbnlRdo6dYRAbW_7Ce3IA5tezGpiKXrWKS_7FmCXrf0fVTfKsubLJL6NxYo8yZMIVO0JXvO7QE86xPKxiv3FYaseH2SuZ4FyvUmz0LtgAVon1233Nd/s200/meditasi.jpg" width="200" /></a></div>Di dalam ratusan penelitian tentang meditasi dan indera ke 6, ada hal yg menarik pada bahasan 4 hormon tubuh yg terlibat dalam kecerdasan spiritual. Hormon-hormon tersebut adalah sebagai berikut.<br />
<br />
<b>1. MELATONIN :</b><br />
Melatonin dihasilkan oleh kelenjar pineal saat manusia berada dalam suasana gelap. Melatonin ini diproduksi pada malam hari, dan apa bila kita tidur dalam keadaan lampu padam maka akan membantu memperlancar peroduksi melatonin, sebaliknya jika orang yg tidur dengan lampu menyala, produksi melatonin tidak lancar yg mengakibatkan bangun keesokan harinya dalam keadaan tidak segar, produksi melatonin juga dapat dihasilkan melalui meditasi dengan menutup mata dan berada di ruang gelap. Produksi melatonin maksimal dihasilkan hanya sampai antara 2-5 miligram per harinya, dan melatonin ini mengatur "jam biologis " manusia sehingga bisa bangun dan mengantuk pada waktunya, juga melatonin ini bermanfaat bagi perkembangan kesadaran spiritual.<br />
<a name='more'></a><br />
<b>2. PINOLIN :</b><br />
Dalam penelitian dokter Mantak Chia dari Thailand, yg memperkenalkan system meditasi dalam kegelapan, setelah hari ke 3 meditasi, kadar melatonin meningkat antara 15-20 miligram dalam darah, sehingga kelenjar pineal berhenti mengekskresikan melatonin dan mulai memperoduksi pinolin yg bersifat superkonduktor serta meningkatkan replikasi sel-sel tubuh (mitosis) dan iterkalasi dengan molekul-molekul DNA. Dan pinolin ini pada umumnya dijumpai pada perempuan yg sedang mengandung, bermimpi, dan dalam pengalaman pra mati (Near Death Experience atau NDE). Pinolin inilah yg merangsang terjadinya clair-voyance atau peristiwa melihat dengan mata bathin dan kepekaan merasa. Tanpa pinolin dengan kadar yg tinggi jangan harap terjadinya gejala-gejala metafisis tersebut.<br />
<br />
Orang yg memliki bakat alami akan kepekaan intuisi (penglihatan, pendengaran, dan rasa bathin) pastilah dalam tubuhnya secara alami mempunyai kadar hormon yg tinggi pinolin, karena pinolin berperan aktif dalam decoding DNA, yg memuat "memori kolektif" dari nenek moyang seseorang, yg oleh sebab itu ia bisa menemukan informasi tersembunyi, yg disinyalkan oleh otak kanan dalam bentuk cahaya, suara, pengetahuan dan realisasi visual.<br />
<br />
Boleh dikatakan pinolin memungkinkan terbukanya pintu menuju "alam kesadaran" (super kesadaran) sehingga manusia dapat mengakses informasi yg terkandung dalam alam, sehingga untuk membaca "jejak memori" yg menempel pada suatu HP atau benda lain yg dipakai bukanlah sesuatu yg tidak mustahil, karena partikel keringat dari seseorang atau hormone pheromone dari tangannya masih menempel di HP. Hal ini sesuai dengan hukum kekekalan zat sehingga benda-benda itu memuat sebagian memori dari si pemiliknya.<br />
<br />
<b>3. HORMON 5-MEO-DMT</b><br />
Setelah bermeditasi selama 6-8 hari terus menerus, maka kelenjar pineal akan mulai memproduksi hormone 5-Meo-DMT, yg mana hormone ini bersifat luminescens (mendatangkan cahaya) dan fosforenscens (mengeluarkan cahaya) karena sejumlah fosfen (kilatan cahaya sewaktu kita menutup dan membuka mata) disalurkan ke korteks mata dan orang akan melihat sinar terang di kepalanya. Dalam penelitian bersama yg dilakukan Eduard P.A Van Wijka (International Institute of Biophysics, Neuss, Jerman), J.Ackermanc (Universitas Utrecht, Belanda), Roeland Van Wijka (Cottage Hospital, Santa Barbara, California, USA) menunjukkan bahwa meditasi menghasilkan emisi foton ultra lemah (Ultra Weak Photon Emission) pada lengan dan dahi meditator yg di observasi.<br />
<br />
Foton sendiri adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Seorang meditator akan mengeluarkan emisi foton pada tubuhnya, tetapi hanya dapat dilihat oleh mereka yg memiliki "mata ketiga" terutama pada anak-anak, karena kelenjar pinealnya masih berfungsi normal. Anak-anak itu akan menutup wajahnya dan mengatakan "sangat menyilaukan" seperti sinar matahari yg terik. <br />
<br />
Hormon 5-Meo-DMT berinterkalasi dengan perantara RNA (ribonucleic acid), visualisasi dari orang-orang tersebut kemudian mampu melihat "visualisasi halo" atau mata ketiga, seperti memahami pikiran-pikiran pra bahasa (bahasa telepati) pada orang lain. Oleh karenanya orang yg telah mencapai tingkat ini dapat mengetahui keadaan psikologi seseorang tanpa mengadakan interview.<br />
<br />
<b>4. DIMETHYLTRYPTAMIN (DMT)</b>Pada hari ke 9-12 dalam praktek meditasi dalam ruang gelap total, kadar hormone DMT dapat mencapai 25 miligram dalam darah, maka terbukalah apa yg dinamakan "mata ketiga" (the third eye) yang posisinya tepat di belakang kening (cakra ajna). Seseorang yg telah mencapai tingkat rohani ini, secara subjektif dari pengalaman nyata, dengan energy tubuhnya ia dapat melayang ke luar bahkan melampaui dimensi ruang dan waktu.<br />
<br />
Referensi: Catatan Penelitian Trio: E.P.A Van Wijka; J.Ackemanc; R.Van Wijka (Netherlands)<br />
<br />
<a href="http://www.indospiritual.com/artikel_penelitian-ilmiah-tentang-kemampuan-indera-ke-6.html" target="_blank">sumber</a>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-45678760897766868662012-03-13T03:49:00.000+07:002012-03-13T03:49:00.229+07:00My Sweet Home......<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOFKCRVo7LLwfks__ZUfKIbVxuvfBRxfTCHmUtoSG_55sjxvjxR5e1cllnXrg88vYI2ZA8ObtRKzz446s2R2l8KWWw1-kLbX3MZ0ycMMMiuuMwcb5kK0xmFQgo9vHt6FAuPX7mqluWnaaj/s1600/home-sweet-home1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOFKCRVo7LLwfks__ZUfKIbVxuvfBRxfTCHmUtoSG_55sjxvjxR5e1cllnXrg88vYI2ZA8ObtRKzz446s2R2l8KWWw1-kLbX3MZ0ycMMMiuuMwcb5kK0xmFQgo9vHt6FAuPX7mqluWnaaj/s200/home-sweet-home1.jpg" width="200" /></a></div>Suatu hari Debby kecil baru saja mendapat pelajaran menggambar di TK tempatnya bersekolah. Kali ini temanya adalah “My Sweet Home” atau Keluargaku Tercinta.<br />
<br />
Setelah selesai gambar itupun dibawanya pulang... Debby kecil sangat ingin sekali menunjukkan hasil karyanya tersebut kepada orang tuanya, saat nanti setelah keduanya pulang dari kantor.<br />
<br />
Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu,.... Mama...papa... lihat ini aku baru saja mendapat pelajaran menggambar....., Oh ya.... kata kedua orang tuanya, lalu di sodorkannya gambar itu untuk dilihat oleh Mama dan papanya....., Gambar apa ini sayang......, Aku sama bu guru tadi diminta untuk menggambar “My sweet home”..... , Lalu kedua orang tua itu memandangi gambar anaknya seraya bertanya..... ini siapa sayang..... ini aku.... trus kalo yang ini siapa..?, ini kakak...., Nah...kalo yang dua orang, peluk-peluk kamu ini siapa..?.....ini Mbak sama Suster... trus Mama sama Papa mana sayang...? Mama sama papa gak ada, kan Mama sama papa gak pernah ada dirumah......<br />
<a name='more'></a><br />
Bukan main tersentak hati kedua orang tua tersebut....mereka saling berpandangan...dan tanpa sadar...bulir-bulir... air mata mulai menitik membasahi pipi mereka..... Dipeluknya erat-erat...putri kecil tercintanya itu.... dan dengan suara bergetar sang mama berucap.....maafkan mama dan papa ya sayang...... apa yang kamu harapkan dari mama biar gambar mama bisa ada dirumah kecil kamu ini........<br />
<br />
Para orang tua yang berbahagia..... sadarkah kita bahwa hampir setiap hari kita tinggalkan anak kita dirumah bersama dengan pengasuhnya.... Di pagi hari dia tidak sempat melihat orang tuanya....ya karena kita telah pergi jauh lebih pagi lagi...., Dimalam hari saat yang paling dinantikan bahwa ia bisa bertemu orang tuanya, tapi apa, yang ia dapatkan hanyalah sisa-sisa tenaga dan amarah yang bawa orang tuanya dari kantor sebagai oleh-oleh bagi dirinya....<br />
<br />
Jadi jangan kaget bila anak kita menganggap orang tuanya adalah sebagai tamu yang kebetulan singgah dan menginap dirumah setiap hari dan bukan merupakan bagian dari keluarganya.<br />
Mari kita bangun Indonesia yang kuat melalui anak-anak kita tercinta....Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-79234318183853104532012-03-12T03:53:00.004+07:002012-03-12T03:53:00.466+07:00I love you Mommy.....Suatu hari disalah satu bandara international nampak seorang wanita karir yang sepertinya sedang sangat tergesa-gesa menuju telepon umum. Ternyata ia hendak menelpon putri kecilnya yang sering ia tinggal dirumah sendirian....,<br />
<br />
Hallo..... Jesica, katanya, kamu baik-baik ya dirumah...hari ini mama sedang ada urusan bisnis, sibuk sekali....lalu setelah itu teleponpun segera ditutup.<br />
<br />
Wanita tadi segera berjalan untuk menuju counter check in pesawat. Namun selang beberapa detik telepon yang digunakannya tadi berdering dan berdering lagi....., mulanya ia ragu untuk mengangkat tapi pada akhirnya dengan rasa kesal dia kembali ke telepon umum tadi dan mengangkatnya.<br />
<a name='more'></a><br />
Diseberang sana terdengar suara seorang perempuan berkata....Maaf ibu, saya operator telepon yang barusan menyambungkan pembicaraan ibu dengan putri kecil ibu...., Oh iya ada apa? Apa saya kurang bayar...? katanya.<br />
<br />
Oh tidak ibu, saya hanya ingin menyampaikan bahwa pada saat ibu menutup telepon tadi, sesungguhnya putri kecil ibu sedang berkata “I love you mommy.....”<br />
<br />
Para orang tua yang berbahagia....Sadarkah kita bahwa sering kali hampir seharian penuh kita tinggalkan anak-anak kita dirumah dan waktu yang kita berikan kepadanya begitu sedikitnya tapi sayangnya mengapa kita tidak mau meluangkan waktu kita yang sedikit itu untuk mendengarkan anak kita sampai selesai bicara.... <br />
<br />
Para orang tua yang berbahagia..., saat ini...ya detik ini juga.... Mengapa bukan kita yang menghubungi mereka.... ya.... paling tidak untuk mengucapkan sepotong kalimat “ Sayang.... maskipun mama sibuk.... mama tetap ingat dan sayang sekali sama kamu..... <br />
<br />
Mari kita bangun Indonesia yang kuat melalui anak-anak kita tercinta....Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-59074445348220793382012-03-12T03:45:00.003+07:002012-03-12T03:45:00.173+07:00Kisah Kasih Seorang Ibu... Sepanjang Masa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzt3fF-aX0Lk9KVjPAxN0x91n8Ke4wzSgdxcQnkLNk-hUMoQe7UYhQE3AoqQDTkqetApVbg3q1F_6RZHVpDnFPt5WJzPxehr8fFbkHvr4XCvwSFS5wJfMFHk7zePn-L7NlgUZJj3C8EjtF/s1600/kasih-sayang-ibu3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="173" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzt3fF-aX0Lk9KVjPAxN0x91n8Ke4wzSgdxcQnkLNk-hUMoQe7UYhQE3AoqQDTkqetApVbg3q1F_6RZHVpDnFPt5WJzPxehr8fFbkHvr4XCvwSFS5wJfMFHk7zePn-L7NlgUZJj3C8EjtF/s200/kasih-sayang-ibu3.jpg" width="200" /></a></div>Si Budi adalah anak yang kebetulan terlahir cacad, satu dari dua telinganya tidak memiliki daun telinga. Pada saat usianya mulai menginjak lima tahun. Budi kecil sering sekali di ejek oleh teman-temannya. Hingga Budi yang tadinya adalah anak periang belakangan ini menjadi anak yang diam, pemurung dan cenderung lebih suka menyendiri. Kedua orang tua Budi begitu sedih melihat hal ini terjadi pada anaknya. Ibunya yang begitu sayang padanya, kerap kali selalu memotivasi si Kecil Budi untuk tidak malu dan rendah diri akan kekurangannya tersebut. Namun usaha demi usaha yang dilakukan orang tuanya sepertinya sia-sia belaka. Dari hari ke hari Budi semakin mengurung diri dan tidak mau bertemu dengan teman-temannya.<br />
<a name='more'></a><br />
Sampailah suatu ketika orang tuanya mengabari bahwa ada seorang dari surga yang akan membantu Budi untuk memperbaiki daun telinganya melalui proses operasi pencangkokan telinga... Budi kecil sangat bahagia sekali...mendengar berita itu meskipun dalam hati ia bertanya-tanya siapa gerangan orang ini dan apa bisa telinganya di cangkok menjadi bagus seperti telinga yang satunya lagi.<br />
<br />
Singkat cerita operasi itupun berjalan lancar dan sukses. Kini Budi memiliki dua telinga yang normal seperti anak-anak lainnya. Dan tentu saja sejak saat itu Budi kembali menjadi anak yang periang dan kembali aktif seperti sedia kala. Akan tetapi didalam hati Budi ada satu pertanyaan yang belum terjawab. Siapakah Gerangan orang dari Surga tersebut yang telah begitu mulia mau mencangkokan telinga bagi dirinya. Namun setiap kali hal ini ditanyakan pada kedua orang tuanya, Budi selalu mendapat jawaban “Sayang kelak kamu akan tahu dengan sendirinya siapa orang itu.<br />
<br />
Sampailah Budi kini sudah menjadi orang Dewasa yang sudah bekerja di luar daerah dan tinggal jauh dari kedua orang tuanya.<br />
<br />
Suatu ketika Budi begitu kaget mendapat berita bahwa Ibunya dalam kondisi sakit keras dan kritis. Segera saja Budi memutuskan untuk mengambil cuti dan segera menengok ibunya. Sayang sekali begitu Budi tiba dirumahnya Ibunya telah pergi mendahului untuk berpulang pada Tuhan Yang Maha Kuasa.<br />
<br />
Budi bagitu sedih, kaget dan yang membuatnya lebih terpukul lagi manakala ia melihat Ibunya sedang dimandikan dan menemukan bahwa salah satu daun telinga ibunya tidak ada....., Budi tidak pernah menyangka bahwa jika selama ini ibunya selalu memanjangkan rambut adalah untuk menutupi salah satu telinganya yang telah ia potong untuk dicangkokan pada dirinya. Budi mulai menitikkan Air Mata... betapa ia tidak pernah mengetahui bahwa orang yang datang dari Surga itu ternyata adalah ibunya sendiri dan kini tanpa sepengetahuannya pula orang tersebut telah kembali lagi ke Surga tanpa Budi berada disampingnya.Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-31677389206896802502012-03-11T18:14:00.000+07:002012-03-11T18:14:00.016+07:00Parrot Learning - Belajar Ala Burung BeoPara orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada Suatu hari saya pernah diminta menjadi pembicara oleh salah satu pengelola TK yang ingin menyelenggarakan program Parenting kepada para orang tua muridnya.<br />
<br />
Tema yang di ambilnya waktu itu adalah CALISTUNG kependekan dari Baca Tulis dan Hitung. Saya bertanya pada penyelenggara, apa yang diharapkan dari saya melalui tema ini..?. Begini Ayah Edy kami ingin memberikan pemahaman pada para orang tua bahwa disekolah kami belum mengajarkan anak Baca Tulis Hitung diusia yang sangat dini tapi masalahnya para orang tua anak ini tetap saja ngotot dan terus meminta anaknya agar diajari Baca Tulis Hitung. Kemudian saya bertanya lagi; “Apa alasan para orang tua meminta anaknya diajari Baca Tulis Hitung..? Karena hampir semua Sekolah Dasar mewajibkan anak kelas 1 yang baru mendaftar harus sudah bisa Baca Tulis dan Hitung.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada....<br />
Saya tidak pernah lupa kejadian ini. Saya juga heran darimana asal-usulnya, mengapa setiap Sekolah Dasar mewajibkan siswa baru kelas satunya untuk bisa CALISTUNG. Padahal jika kita bandingkan dengan pendidikan-pendidikan anak usia dini yang ada di negara-negara maju, sama sekali tidak ada kewajiban semacam ini. Program untuk anak usia dini mayoritas adalah bermain karena bermain bagi anak-anak sama dengan Belajar. Mereka baru diperkenalkan Baca Tulis Hitung pada kelas 3 Sekolah Dasar (Elementary).<br />
<br />
Bahkan secara ilmiah, baru-baru ini saya membaca bahwa anak usia dini baru bisa menfokuskan organ visualnya pada objek-objek tiga dimensi, oleh karenanya alat-alat pembelajaran anak usia dini yang baik adalah berbentuk 3 dimensi. Apabila anak usia dini dipaksa untuk belajar Calistung yang pada umumnya menggunakan objek 2 dimensi atau tulisan di papan tulis maka si anak akan mengalami gangguan organ visual pada usia yang lebih muda.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada....<br />
Tahukah kita...mengapa sekolah-sekolah yang ada dinegara maju tidak menekankan pada aspek Baca Tulis Hitung melainkan lebih menekankan pada aspek pengembangan kreatifitas dan kemampuan berpikir/nalar anak?<br />
<br />
Menurut penelitian ilmiah, secara global kemampuan otak manusia yang berkaitan dengan pembelajaran terbagi menjadi 3 hal besar yang pertama adalah Kemampuan Kreatif, kedua adalah Kemampuan Berpikir/nalar dan ketiga adalah Kemampuan Mengingat.<br />
<br />
Dari ketiga kemapuan ini, kemampuan mengingat adalah merupakan kemampuan alami yang bersifat pelengkap sementara kemampuan Kreatif dan Berpikir adalah merupakan kemampuan utama dan vital yang akan membantu anak untuk mencapai sukses dikehidupannya kelak.<br />
<br />
Keberhasilan hidup seseorang lebih banyak ditentukan oleh kemampuan kreatif dan berpikirnya ketimbang kemampuan mengingatnya, atau dengan kata lain kemampuan mengingat (short term memory) hanya sebagai pelengkap saja.<br />
<br />
Namun sayangnya yang terjadi pada sistem pendidikan kita malah sebaliknya, sejak usia dini anak-anak sudah dipaksa untuk bisa CALISTUNG, yang sesungguhnya hanyalah sebuah proses untuk mengembangkan kemampuan mengingat jangka pendek anak (Short Term Memory Learning). <br />
<br />
Ternyata, Proses ini tidak hanya berhenti di usia dini saja, namun hingga dewasa mereka terus diajar dan diuji berdasarkan kemampuan mengingatnya dan bukan kemampuan kreatif atau nalarnya.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada......ini adalah salah satu contoh pertanyaan yang dulu pernah diujikan pada saat kita masih bersekolah:<br />
<br />
Apa yang terjadi antara 1825 s/d 1830.... masih ingat pelajaran sejarah..?. Ya... pasti jawabannya.......... tepat sekali Perang Diponegoro. Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada.... Sementara saya pernah tanyakan pertanyaan yang sama pada seorang anak TK, Nak siapa yang tahu... apa yang terjadi antara 18.25 s/d 18.30; tiba-tiba seorang anak teriak...saya tahu...saya tahu.... itu waktunya azan magrib...... Bagaimana menurut anda....salahkan jawaban anak ini...? tentu saja jika anak ini menjawab untuk soal ujian nasional pasti akan disalahkan.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada.... Sejak Kecil...kita tidak pernah dinilai berdasarkan nalar kita dalam menjawab soal-soal.... dan sejak kecil kita juga tidak pernah diberi pertanyaan yang menggunakan nalar/berpikir seperti: <br />
Apa yang terjadi jika Minyak Bumi Indonesia habis...? <br />
Apa akibatnya....Ya....saat hal itu terjadi maka masyarakat kita menjadi panik....karena sejak dulu tidak pernah dipertanyakan....apa lagi sempat dipikirkan.....<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia begitulah anak-anak kita telah dibesarkan dengan sistem pendidikan yang tidak melatih mereka untuk berpikir kreatif, jadi wajar saja jika saat ini jumlah pengangguran baru dari Lulusan Akademi dan Universitas terus membengkak. Sementara para pelajar lulusan SMA dan sederajad terus berebut menyerbu perguruan tinggi yang pada akhirnya juga akan menjadikan mereka hanya sebagai calon-calon pengangguran baru. Sayangnya ternyata mereka juga tidak menyadarinya, karena memang mereka tidak pernah dilatih untuk memikirkannya?<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada.... Mari, mari bersama-sama kita ciptakan sistem pembelajaran yang mengasah kemampuan Kreatif dan Berpikir anak dan bukan sekedar hafalan. Agar kelak mereka bisa melihat dan menciptakan peluang-peluang baru bukannya melihat dan menciptakan masalah baru bagi bangsa ini!<br />
<br />
Ingat Pasar Bebas Tenaga Kerja sudah didepan mata. Zaman itu persaingan kualitas manusia akan semakin ketat! apakah kelak anak-anak kita akan menjadi budak atau tuan di negerinya sendiri. Kitalah yang paling bertanggung jawab.<br />
<br />
<a href="http://ayahkita.blogspot.com/" target="_blank">sumber</a>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-5314413752878892892012-03-11T18:12:00.001+07:002012-03-11T18:12:00.304+07:00LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN HOLISTIC LEARNING DAN MULTIPLE INTELLIGENCE DI SEKOLAH<span style="font-size: small;"><b>Langkah Membangun dan Sosialisasi Konsep Multiple Intelligence</b></span><br />
<br />
<b> </b>1. Lakukan seminar tentang konsep Pendidikan dan Pengajaran siswa masa depan berdasarkan Teori Multiple Intelligence pada seluruh guru. <br />
2. Lakukan seminar yang sama pada orang tua murid.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: small;"><b>Langkah Persiapan Operasional </b></span><br />
<br />
1. Lakukan Workshop I tentang konsep Pendidikan dan Pengajaran siswa berdasarkan Teori Multiple Intelligence pada seluruh guru. <br />
a. Lakukan Identifikasi terhadap kecerdasan unggul para guru <br />
b. Tiap-tiap guru secara spesifik mengidentikasi apa saja hal-hal yang unggul yang dimilikinya baik berhubungan dengan pelajaran disekolah maupun berhubungan dengan bakat dan hobinya. <br />
c. Lakukan identifikasi terhadap kepribadian Guru melalui form evaluasi kepribadian <br />
d. Identifikasi seluruh mata pelajaran yang diberikan disekolah. <br />
e. Kelompokkan jenis mata pelajaran berdasarkan jenis kecerdasan yang diwakilinya <br />
f. Lakukan identifikasi terhadap reaksi emosianal Guru melalui “Reaksi Kencenderungan Emosional” <br />
g. Menyusun kerangka materi yang akan di ajarkan melalui metode MI.<br />
<br />
2. Lakukan Workshop II Infrastruktur teknis, non teknis dan pelaporan <br />
a. Mempersiapkan perangkat pendukung untuk sistem pengajaran yang terdiri atas fasilitas dan dokumen yang akan digunakan untuk proses belajar mengajar dan penilaian. <br />
b. Buat laporan pribadi anak dalam 3 bentuk;<br />
Laporan Semesteran yang mencerminkan perkembangan masing-masing kecerdasan anak baik yang unggul ataupun yang rata-rata.<br />
Laporan komunikasi Guru-Murid- Orang Tua sebagai sarana komunikasi guru dan orang tua berkaitan proses pendidikan yang sedang dilaksanakan.<br />
Laporan dokumentasi Portofolio (Hasil Karya anak dalam bentuk hasta karya, audio & video)<br />
c. Merubah sistem Evaluasi <br />
dari sistem mayoritas test menjadi sistem mayoritas pengamatan<br />
dari sistem evaluasi bulanan atau semesteran menjadi sistem harian dan mingguan.<br />
merubah dari sistem LOT (Berpikir Hafalan) menjadi sistem HOT (Berpikir Kreatif & Logika)<br />
Melakukan penilaian keseluruhan berdasarkan test, dan perkembangan hasil belajar berdasarkan laporan portofolio.<br />
Merubah dari sistem 3 juara menjadi semua siswa juara pada bidang yang berbeda-beda.<br />
<br />
<br />
<b>Langkah Persiapan Operasional Proses Pengajaran</b><br />
<br />
1. Melaksanakan pelatihan teknik mengajar pada para guru berdasarkan pada Holistic Learning dan Multiple Intelligence system <br />
a. Redifinisi pemahaman proses belajar dan mengajar (psikologis dan konsepsi – UNESCO) <br />
b. Perbandingan sistem pengajaran Konvensional VS sistem Pengajaran Holistik <br />
c. Otak sebagai MESIN BELAJAR manusia <br />
d. Otak sebagai pengendali Nalar, Rasa dan Pikir <br />
e. Pemahaman Psikologi Pengajaran melalui Personaliti, Gaya Belajar dan Reaksi Emosi. <br />
f. Teknik-teknik Pedagogi (adopted from TTT) <br />
g. Teknik-teknik kreatif <br />
h. Model Pembelajaran<br />
<br />
2. Melaksanakan bimbingan teknik mendidik dan mendukung pembelajaran pada para orang tua via parenting seminar.<br />
<br />
<br />
<b>Langkah Penerapan awal Sistem Pengajaran Multiple Intelligence</b><br />
<br />
1. Lakukan negosiasi proses pencapain hasil belajar pada masing-masing siswa sebagai target hasil dari proses belajar mengajar pribadi antara guru dan siswa. <br />
2. Jadikan hasil negosiasi ini sebagai barometer dalam pencapaian target hasil bagi guru dan siswa sekaligus sebagai dasar proses couching dan counselling. <br />
3. Lakukan identifikasi kepribadian tiap-tiap anak oleh tiap-tiap Guru melalui pengamatan sehari-hari. Bandingkan hasil penilaian dengan guru lainnya. <br />
4. Lakukan identifikasi kecerdasan unggul masing-masing anak berdasarkan proses ujuk kerja selama proses belajar mengajar. Identifikasi kecerdasan unggulnya secara spesifik. <br />
5. Buat catatan harian mengenai kinerja tiap siswa terhadap proses belajar mengajar serta progress dari waktu ke waktu. <br />
6. Bandingkan hubungan korelasi antara kepribadian dan kecerdasan unggul yang dimiliki. <br />
7. Melakukan pengamatan dan pencatatan apa bila terdapat kendala dalam rangka pengukuran proses implementasi dari langkah-langkah pelaksanaan sistem MI tersebut diatas. <br />
8. Melakukan langkah-langkah pembahasan untuk mencari pemecahan sistemik dan operasional yang mengikutsertakan seluruh pihak yang terlibat (all party involved)<br />
<br />
<a href="http://ayahkita.blogspot.com/" target="_blank">sumber </a>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-58873532044130214802012-03-10T18:15:00.000+07:002012-03-10T18:15:00.146+07:00Apakah Jadi Orang Tua "Yang Baik" Perlu Belajar...?Hampir setiap minggu saya memberikan program Parenting, yakni sebuah program yang bertujuan untuk melatih para orang tua agar bisa memahami dan mendidik anaknya dengan cara yang lebih tepat sehingga kelak ia akan menjadi orang tua yang dicintai oleh anaknya dan anaknyapun akan sukses mencapai potensi terbaik yang dimilikinya.<br />
<br />
Para orang tua dan sahabat parenting club yang berbahagia...<br />
<br />
Dalam program parenting biasanya saya selalu manyampaikan bahwa dengan cara kita mendidik maka kita bebas untuk menentukan apakah kita akan menjadi orang tua yang ditakuti atau menjadi orang tua yang dicintai oleh anak kita. Secara pribadi saya katakan jika saya menjadi anak, tentunya saya mendambakan sebuah cara mendidik yang menjadikan saya patuh pada orang tua saya karena saya mencintainya bukan karena saya takut kepadanya.<br />
<a name='more'></a><br />
Namun pada parenting program kali ini rupanya saya beruntung sekali memiliki peserta yang luar biasa kritis dan berani berkata jujur sehingga ditengah-tengah penyampaian materi saya, tiba-tiba salah seorang peserta menyela dengan sebuah komentar..<br />
<br />
Begini katanya.....<br />
Ayah Edy... Maaf ya.... menurut saya program ini sepertinya perlu gak perlu..., Jujur saja, orang tua saya dulu tidak pernah ikut parenting program semacam ini tapi kok ya saya juga jadi orang gitu lho.., lalu anda sendiri bagaimana apakah orang tua anda dulu juga ikut program parenting gitu lho.....?<br />
<br />
Wah rupanya peserta saya ini selain kritis, berani, jujur dia juga ternyata cukup gaul gitu lho....!<br />
<br />
Ya....saya katakan bahwa saya bahagia sekali dengan adanya pernyataan spontan semacam ini yang disampaikan secara terbuka didepan umum karena selama ini sesungguhnya saya khawatir dan sudah menduga pasti ada orang tua yang berpikiran semacam ini dan sungguh akan sangat disayangkan jika orang tersebut ternyata tidak mau menyampaikan secara terbuka melainkan hanya disimpan di dalam hati maka ini tentunya akan menjadi faktor penghambat terbesar bagi usahanya untuk menjadi orang tua yang lebih baik bagi anak-anaknya.<br />
<br />
Ya.... saya jadi teringat bahwa salah seorang praktisi pendidikan anak pernah mengatakan bahwa kesalahan besar kita para orang tua dalam mendidik anak adalah dengan selalu melihat kebelakang dan bukannya melihat kedepan. Oleh karenanya seperti orang yang berjalan, jika kita melihatnya selalu kebelakang maka anda bisa prakirakan apa akibatnya...<br />
<br />
Menurutnya lagi ada 2 kemungkinan besar mengapa meskipun waktu itu orang tua kita tidak mengikuti program parenting namun anaknya tetap bisa mencapai sukses:<br />
<br />
1. <b>Naluri yang tepat dari orang tua</b><br />
Setiap orang tua memiliki Naluri mendidik anak masing-masing, yang pada umumnya sebagian besar caranya diwarisi secara turun-temurun dari orang tuanya, yang selanjutnya akan berkombinasi dengan tipologi kepribadiannya sendiri dan lingkungan sekitar yang membentuknya. Untuk orang tua yang mewarisi tradisi mendidik yang baik dari orang tuanya, ditambah dengan pola kepribadian yang seimbang serta lingkungan yang baik pula maka akan melahirkan pola mendidik yang baik pada anaknya. Namun faktanya tidak semua orang tua memiliki kepribadian yang seimbang dan tidak semua orang mewarisi cara mendidik yang baik dari orang tuanya, itu artinya tidak semua orang tua memiliki naluri mendidik yang tepat jika hanya mengandalkan pengalaman masa lalunya. Seorang peneliti perilaku pernah melakukan penelitian terhadap beberapa pemimpin yang otoriter dan tiran seperti Hitler dan Pol pot, ia menemukan bahwa perilaku para pemimpin tiran itu ternyata adalah warisan turun-temurun dari pola didik keluarganya, artinya adalah bahwa cara mendidik yang salahpun ternyata akan berlangsung secara turun-temurun dari generasi ke generasi kecuali apabila ada satu generasi yang mau berusaha untuk mengakhirinya. Dan bagaimana mengakhirinya itulah mengapa program parenting diselenggarakan.<br />
<br />
2. <b>Kondisi Lingkungan sekarang yang sangat jauh berbeda dengan jaman kita kecil dahulu </b><br />
Seorang ahli pendidik mengatakan bahwa orang tua berperan 70% dalam proses membentuk pola perilaku anak, akan tetapi apabila orang tua tidak melakukan perannya dengan baik maka lingkunganlah yang mengambil peran 70% tadi.<br />
<br />
Jadi betapa beratnya tantangan orang tua saat ini yang harus berjuang berebut peran dengan lingkungannya. Tentu saja dalam hal ini saya yakin kita sepakat bahwa Kondisi Lingkungan saat ini sangat jauh sekali perbedaannya dengan kondisi lingkungan 30 tahun yang lalu dimana sebagian besar para orang tua dibesarkan.<br />
<br />
Mari kita perhatikan perbedaannya, bagaimana kita melihat sejarah bahwa kondisi lingkungan jaman Kartini dibesarkan sangat jauh berbeda dengan jaman orang tua kita dibesarkan, begitu juga kondisi lingkungan jaman kita dulu kita dibesarkan sangatlah berbeda dengan lingkungan jaman anak-anak kita kini saat ini.<br />
Sementara menurut penelitian bahwa lingkungan merupakan faktor pembentuk terbesar ketiga terhadap pola perilaku anak setelah Orang tua dan Guru. Dan Lingkungan akan menjadi faktor pembentuk perilaku pertama mana kala orang tua dan guru tidak lagi berperan secara efektif.<br />
<br />
Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan pergeseran yang terjadi antara generasi kita dan generasi anak kita. Zaman kita dulu dibesarkan, ya... masih ingat, ada berapa stasiun TV yang ada pada saat itu..? kemudian dari Stasiun yang ada kala itu program-program seperti apa yang banyak ditayangkan dan dicontoh oleh kita jaman itu. Bandingkan dengan jaman anak kita dibesarkan, ada berapa statiun TV yang ada saat ini...? kemudian dari sekian banyak stasiun yang ada, program-program macam apakah yang banyak ditayangkan dan dicontoh oleh anak-anak kita jaman ini...?<br />
<br />
Mari kita perhatikan lagi fakta berikut ini......., Penyalahgunaan obat terlarang jaman kita dulu dibesarkan, baru merambah tingkatan perguruan tinggi dan remaja dengan usia rata-rata 25 tahun keatas. Namun saat ini penyalahgunaan obat-obat terlarang tersebut sudah merambah ke tingkat anak-anak usia sekolah dasar dan sudah berhasil menembus masuk kedalam sekolah pula.<br />
<br />
Lalu perhatikan lagi saat ini betapa mudahnya anak kita membeli surat kabar dengan berita kekerasan dengan harga yang sangat murah. Betapa Video-video porno bebas beredar tempat-tempat orang berkumpul menunggu angkutan umum dan harganya terjangkau pula oleh uang jajan anak-anak kita....<br />
<br />
Wahai para orang tua yang berbahagia......mari sama-sama kita renungkan.... apakah kita para orang tua dan guru masih mengambil peran utama dalam membentuk perilaku anak-anak kita saat ini. Ataukah justru peran utama itu secara tidak sadar ternyata sudah diambil alih oleh Kondisi Lingkungan......<br />
<br />
Saya jadi teringat akan sebuah pesan yang di sampaikan oleh Seorang Nabi yang Agung dan Luhur....begini kira-kira isinya.....: Wahai para sahabatku kita hidup pada jamannya dan anak kita hidup pada jamannya maka ajarilah mereka untuk bisa hidup dan selamat menghadapi jamannya...<br />
<br />
Sungguh Luar Biasa, bahwa hal ini telah dicetuskan oleh seorang Nabi Yang Agung lebih dari 500 tahun yang lalu, jauh sebelum para pendidik besar jaman ini memperjelas apa maksud mulia yang terkandung didalamnya.<br />
Wahai para orang tua yang berbahagia, kini semuanya terpulang pada kita apakah kita ingin tetap mendidik anak-anak kita dengan berpegang pada kesuksesan masa lalu kita atau kita akan mendidiknya berdasarkan pandangan yang jauh kedepan bagi masa depannya..........<br />
<br />
<a href="http://ayahkita.blogspot.com/" target="_blank">sumber</a>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-28093035557587029082012-03-09T18:15:00.002+07:002012-03-09T18:15:00.160+07:00Keajaiban Doa Seorang GuruPara orang tua yang berbahagia....<br />
Bersama seorang guru disuatu sekolah di Bogor kami biasanya sering mendiskusikan berbagai macam permasalahan dan perilaku anak disekolah tersebut. Mulai dari yang ringan sampai yang terkadang agak berat.<br />
<br />
Suatu ketika sang guru menceritakan salah seorang muridnya yang sangat sulit sekali dididik dan diajar.... anak ini terlihat agak lambat menerima pelajaran katanya. Beberapa kali kita cobakan cara yang kira-kira tepat untuk membantu anak ini. Namun sepertinya belum membuahkan hasil yang membahagiakan.<br />
<br />
Beberapa waktu berlalu, saya masih sering berkomunikasi dan masih terus berusaha untuk membantu si murid agar bisa menjadi lebih baik namun berbagai cara telah dicoba ternyata belum berhasil juga. Kali ini rupanya kami berdua sepertinya sedang di Uji oleh Tuhan.<br />
<a name='more'></a><br />
Setelah lebih dari 1 tahun berselang kami bertemu lagi dengan Ibu guru tersebut, dia bercerita dengan wajah yang berbinar-binar menceritakan bahwa ia telah berhasil membuat kemajuan yang berarti bagi muridnya itu. Wah saya juga jadi ikut bahagia mendengar berita baik itu. Namun saya jadi penasaran metode apa yang telah ditemukan oleh si Ibu Guru tadi sehingga ia berhasil membuat muridnya menjadi lebih baik dan berprestasi lebih bagus....<br />
<br />
Dengan penuh penasaran saya bertanya padanya. Ibu bagaimana caranya sampai bisa berhasil.....?<br />
<br />
Begini ayah.... suatu malam saat saya sedang beribadah saya teringat murid saya itu kemudian seketika itu saya coba membayangkan wajahnya baik-baik....lalu perlahan-lahan saya mengadukan hal ini pada Tuhan. Saya berkata, ya Tuhan....kami sudah berupaya keras untuk membuat anak ini menjadi lebih baik, kami sudah menggunakan berbagai macam cara untuk membantunya. Tapi toh kami belum berhasil juga...., Kami sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, Ya Tuhan tolonglah kami, kami hanya ingin anak ini menjadi lebih baik....., lalu saya bersujud sambil menitikkan air mata berharap supaya permohonan saya dikabulkan......<br />
<br />
Lalu ibu guru itu melanjutkan, Sungguh diluar dugaan katanya, keesokan harinya mulai terjadi perubahan dan peningkatan yang sangat signifikan terhadap kemampuan belajar si anak, saya bukan main girangnya, betapa begitu banyak misteri dalam diri anak kita yang masih belum berhasil kita ketahui dan begitu banyak misteri dalam diri murid kita yang belum berhasil dikupas oleh pengetahuan. Namun ternyata tidaklah demikian bagi Tuhan, segala yang tidak mungkin bagi kita selalu mungkin bagi Tuhan.<br />
<br />
Para orang tua.... Saya sungguh terharu mendengarkan penuturan sang ibu guru tadi, tak sadar airmata sayapun menitik membahasahi pipi. Lalu pada malam harinya dalam sujud kepada Tuhan....saya merenung ...,.....Wahai Tuhan....Seandainya saja dinegeri ini ada lebih banyak guru yang begitu mencintai muridnya dan mau mendoakan muridnya secara sungguh-sungguh, saya yakin sebesar apapun persoalan yang kita hadapi akan mampu kita pecahkan..... tentunya dangan Izin dan KekuatanMu Tuhan.<br />
<br />
<a href="http://ayahkita.blogspot.com/" target="_blank">Sumber </a>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-56307990025428898522012-03-08T18:14:00.000+07:002012-03-08T18:14:00.576+07:00Keajaiban Otak Anak KitaPara orang tua dan guru yang berbahagia<br />
Sejak tahun 80an dunia pendidikan dan pengasuhan anak telah mengalami revolusi yang sungguh menakjubkan. Hal ini terutama disebabkan karena manusia telah berhasil mempelajari sebagian besar fungsi-fungsi dan cara kerja otak manusia secara menyeluruh.<br />
<br />
Bahkan Professor Green Field dari BBC bekerjasama dengan Dr. Henry Marsh dari Atkinson Morley Hospital London, telah berhasil melaksanakan dan meliput sebuah operasi pembedahan otak dimana batok kepala si pasien dibuka dan otaknya dapat dilihat dan dipelajari dalam keadaan hidup. Pada saat pembedahan tersebut si pasien sendiri dalam keadaan sadar dan dapat diajak berbicara. Sebuah cara penelitian yang Luar Biasa...!<br />
<a name='more'></a><br />
Selain itu masih banyak lagi peneliti lain yang juga melakukan riset mendalam mengenai fungsi-fungsi kerja otak manusia. Salah satu yang paling terkenal adalah Prof. Marian Diamond, dari University of California, Berkeley. Diamond diberi kepercayaan untuk membedah otak Einstein.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia...<br />
Ternyata beberapa fakta dan temuan ilmiah dari penelitian otak tersebut telah berhasil mengubah pandangan-pandangan mengenai mitos yang berkembang seputar otak dan kecerdasan manusia.<br />
<br />
Dahulu sebagian besar orang percaya bahwa cerdas itu bersumber dari faktor keturunan, sementara fakta membuktikan bahwa perkembangan kecerdasan lebih disebabkan oleh perkembangan sel-sel syaraf otak yang dipicu oleh lingkungan yang kaya akan rangsangan pembelajaran dan makanan yang banyak mengandung omega 3.<br />
<br />
Dahulu orang percaya bahwa Cerdas adalah anugerah Tuhan hanya pada anak-anak tertentu, sementara fakta membuktikan bahwa setiap anak terlahir memiliki jumlah sel otak yang lebih kurang sama. Sementara lingkunganlah yang menentukan perkembangan otak anak selanjutnya.<br />
<br />
Gardner juga menemukan bukti bahwa masing-masing orang memiliki struktur simpul yang berbeda-beda pada otaknya, dimana masing-masing simpul ini berhubungan dengan kemampuan-kemampuan yang bersifat khusus yang oleh kebanyakan orang disebut sebagai potensi bakat/talenta. Oleh karenanya setiap orang pada dasarnya memiliki keunggulan unik sesuai dengan struktur simpul pada otaknya masing-masing.<br />
<br />
Dahulu Jenius dipahami hanya milik orang-orang tertentu, ada juga yang beranggapan sebagai bentuk kelainan yang positif. Sementara fakta menunjukkan bahwa sesungguhnya setiap anak sudah dilengkapi dengan Software untuk dapat menjadikannya sebagai Jenius. Software tersebut sering diistilahkan sebagai The Highly Order Thinking atau Cara Berpikir Tingkat Tinggi. Siapapun orangnya yang berhasil mengoptimalkan kerja software ini sejak usia dini hingga dewasa maka dapat dipastikan ia akan bisa menjadi orang yang Jenius atau paling tidak akan menjadi orang yang sangat kreatif.<br />
<br />
Demikian pula dengan proses mendidik dan mengasuh anak. Para peneliti telah menemukan bahwa otak manusia terdiri atas tiga susunan yakni otak Reptil, Otak Mamalia dan Otak Neo Kortex. Otak Reptil berfungsi untuk mengatur sistem otomasi tubuh dan pertahanan seperti mengatur suhu tubuh, detak jantung juga pertahanan yakni melawan atau menghindar. Otak Mamalia berfungsi mengatur pergerakan Emosi, apakah itu mengarah kepada emosi Positif atau ke arah Negatif. Sementara otak Neo Kortex berfungsi untuk proses berpikir Kreatif dan Logika. <br />
<br />
Temuan yang fenomenal adalah bahwa reaksi manusia ditentukan oleh otak mana yang bekerja antara Otak Reptil atau Otak Berpikir. Kedua Otak ini hanya bisa bekerja secara bergantian, tergantung reaksi emosi mana yang diterimanya. Apabila reaksi emosi yang diterimanya bersifat negatif maka secara otomatis akan mengaktifkan otak reptil dan apa bila reaksinya cenderung positif maka otak berpikirnyalah yang aktif.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang saya cintai...., Yang perlu diingat adalah apabila dari peristiwa yang dialami telah menimbulkan emosi yang negatif hal ini akan memicu aktifnya otak reptil, jika yang aktif adalah otak reptil maka reaksi seseorang juga akan mirip seperti binatang reptil. Jadi apabila selama ini reaksi anak anda ada yang kira-kira mirip seperti reptil seperti memukul, membentak, membanting dsb, jangan-jangan selama ini anda telah sering menekan emosinya hingga otak reptilnya sangat aktif.<br />
<br />
Sementara para ahli juga menemukan bahwa manusia, baru dapat berpikir dan belajar pada saat berpikirnya aktif. Jadi apabila kita ingin seseorang dapat berpikir dan belajar kita harus berusaha mengaktifkan Otak Berpikirnya dengan cara menimbulkan emosi-emosi positif.<br />
<br />
Berangkat dari temuan inilah para ahli mencoba menyusun ulang pola pendidikan dan pola asuh orang tua pada anak-anaknya, agar dari setiap proses interaksi menghasilkan reaksi emosi positif yang membangkitkan otak berpikirnya bukan malah otak reptilnya seperti yang kebanyakan terjadi saat ini.<br />
<br />
Demikian juga dalam proses belajar mengajar, para ahli semakin yakin bahwa metode pembelajaran itu harus meliputi pemahaman lahir dan bathin, menyenangkan dan penuh tantangan. <br />
<br />
Revolusi dibidang ilmu pendidikan dan pengajaran menemukan bahwa cara-cara belajar yang menimbulkan tekanan fisik dan psikologis pada siswa seperti Strap, PR/tugas-tugas yang berlebihan dan sebagainya tidaklah cocok digunakan untuk sistem pembelajaran manusia.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang saya cintai...., Demikianlah ilmu pengetahuan telah berkembang begitu cepatnya dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun. Sudah saatnya kita para orang tua dan pendidik untuk terus memperkaya diri dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan agar bisa menjadi yang terdepan dan terbaik dalam mendidik dan membesarkan anak-anak kita........<br />
<br />
<a href="http://ayahkita.blogspot.com/" target="_blank">sumber</a>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-85565179580809888062012-03-07T18:12:00.000+07:002012-03-07T18:12:00.982+07:00Anak SMA Yang Kebingungan Memilih Jurusan Sekolah Lanjutan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji4mKkcx98I_hWFCMJ9f5FJQob16CcehydNjRb6xFbv3CC5YcdC56QvFCt2Um8knwML0VIIv_BFoT-8v3Rw-s3hTDq_qGFdgI11VbSMUaJdhmUIvAyoXJlW-S-0RcX2qDYSE8LmN7Lvd6m/s1600/choosingmajor.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji4mKkcx98I_hWFCMJ9f5FJQob16CcehydNjRb6xFbv3CC5YcdC56QvFCt2Um8knwML0VIIv_BFoT-8v3Rw-s3hTDq_qGFdgI11VbSMUaJdhmUIvAyoXJlW-S-0RcX2qDYSE8LmN7Lvd6m/s1600/choosingmajor.jpg" /></a></div>Para orang tua dan guru yang berbahagia....Pernah saya bertanya pada seorang guru sejati, seperti apakah wahai guru seharusnya pendidikan itu berlangsung...?<br />
<br />
Dengan bijaksana sang guru menjawab, Pendidikan itu ibarat seperti Pemanah dan Busur. Guru adalah ibarat Pemanah, murid adalah ibarat busur. Tugas para guru adalah Mengarahkan Busur ke titik sasaran, Menarik tali busur agar busur dapat melesat tepat menuju sasaran.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia.....Sebuah analogi yang luar biasa yang digambarkan oleh sang guru sejati.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Namun ternyata bila kita amati lebih jeli dilapangan, apa yang terjadi tidaklah demikian. Guru-guru kita tidak pernah mengarahkan murid-muridnya untuk mengetahui apa sasaran akhir dari proses persekolah kita, apa lagi membantu para siswa untuk membidiknya, jadi bagaimana mungkin guru bisa menarik tali busur untuk melesatkan muridnya menuju sasaran yang tepat sedangkan sasarannya saja dia tidak pernah tahu.<br />
<br />
Bebarapa waktu yang lalu hal ini sempat saya buktikan, dengan berbicara didepan anak-anak SMA kelas 3 yang akan segera menyelesaikan persekolahannya ditingkat SMA.<br />
<br />
Saya bertanya kepada mereka: Teman-teman, Mau kemanakah kalian setelah tamat SMA..? atau persisnya akan mengambil jurusan apakah jika kalian ingin melanjutkan ke jenjang persekolahan berikutnya..?<br />
<br />
Bukan main... ternyata mereka semua tidak bisa memberikan jawaban dengan pasti, mereka semua diliputi keraguan, mereka semua bingung mau kemana...?<br />
<br />
Ya Tuhan saya menarik nafas dalam-dalam, apa yang mereka alami saat ini juga saya alami dulu pada saat saya menamatkan persekolahan saya di SMA. Seperti mereka saya juga dulu kebingungan menentukan pilihan, menentukan arah, tidak tahu harus kemana? apakah mengikuti kemauan orang tua, teman atau mengambil jurusan hanya sekedar untuk mudah mencari pekerjaan...?<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia....Sangat menyedihkan sekali, ternyata setelah masa 18 tahun berlalu dari saat saya lulus SMA dulu, permasalahan yang dihadapi siswa tidak juga berubah. Itu artinya selama 18 tahun terakhir tidak ada perubahan fundamental yang dibuat untuk meningkatkan mutu pendidikan.<br />
<br />
Saya jadi teringat pada ucapan seorang teman pelajar SMU pernah berkata dengan nada sinis kepada saya, katanya: Menteri kita kan bisanya cuma merubah SMA menjadi SMU kemudian merubah kembali menjadi SMA, menggonta-ganti buku dan yang begitu-begitulah. Mana pernah memikirkan mutu pendidikan apalagi mutu kita para pelajarnya.<br />
<br />
Setiap kali ingat ucapan ini saya kembali merasa prihatin yang luar biasa, saya pikir andapun Para orang tua dan guru yang berbahagia sependapat dengan ucapan rekan pelajar kita ini.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia.....Betapa memprihatinkan sistem pendidikan kita yang tidak pernah mengajarkan dan membimbing anak-anak didiknya untuk mengetahui sasaran akhir dari proses pembelajarannya. Mereka dan kita dulu saat bersekolah tidak pernah diberitahu apa dan kemana sasaran bidik kita. Bidang apa yang cocok untuk masing-masing siswa, apa saja langkah-langkah persiapannya, begaimana memulai prosesnya dan sebagainya.<br />
<br />
Maka tidaklah mengherankan bila diakhir masa persekolahan SMA mereka semua kebingungan, ya kebingungan dalam banyak hal terutama dalam menentukan langkah dan pilihan yang tepat bagi dirinya.<br />
<br />
Alih-alih mencari jalan keluar terhadap kebingungan yang sedang dihadapinya, justru anehnya sebagian besar pelajar malah melakukan aksi corat-coret baju, rambut dan bahkan wajah mereka dengan cat pilox yang berwarna-warni.<br />
<br />
Guru kencing berdiri dan muridpun kecing berlari, meskipun kurang sopan tapi peribahasa diatas sangatlah tepat untuk menggambarkan kualitas sistem pendidikan kita saat ini.<br />
<br />
Akhirnya kami sepakat untuk membantu memberikan bimbingan kepada siswa-siswa SMA yang sedang kebingungan menentukan sasaran akhir bagi dirinya tersebut. Kami undanglah mereka untuk hadir pada acara workshop yang khusus kami adakan bagi mereka.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia...diluar dugaan reaksi dari para pelajar ini. Mereka begitu bersemangat dan antusias sekali. Workshop yang sedianya diadakan hanya sampai jam 12.00 siang ternyata mundur hingga jam 4 sore, karena begitu antusiasnya mereka, saya terus saja dihujani dengan berbagai pertanyaan dan baru dapat kesempatan makan siang pada pukul 4 sore.<br />
<br />
Belum lagi kesan-kesan mereka yang ditulis pada secarik kertas, semuanya bernada positif, bahagia dan sangat antusias. Bahkan telepon kami terus berdering, mereka meminta untuk segera diadakan kembali workshop yang sama bagi teman-teman mereka yang belum sempat kebagian.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia....Mari kita bimbing anak-anak kita untuk bisa mengenali potensi dirinya, mari kita bimbing anak-anak kita untuk mengetahui sasaran hidupnya, ..mari kita motivasi mereka untuk bisa mencapai sasaran hidup yang sesuai dengan minat dan keunggulan mereka masing-masing.<br />
<br />
Tuhan tidak pernah merubah nasib suatu bangsa jika anak-anak bangsa tersebut tidak berusaha untuk merubahnya sendiri.<br />
<br />
<a href="http://ayahkita.blogspot.com/" target="_blank">sumber </a>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-70196211306218559712012-03-06T18:22:00.003+07:002012-03-06T18:22:00.489+07:00Anak Belajar Dari Lingkungan Terdekat MerekaPuisi anak karya Dorothy Low Nolte<br />
<br />
Seorang Peneliti dari Jepang, Masaru Emoto telah berhasil menemukan efek kata-kata dan pikiran terhadap air. Air yang diucapkan kata-kata yang positif akan membentuk butiran kristal yang sangat indah dan sempurna, sementara air yang diucapkan kata-kata yang negatif akan membentuk gumpalan buruk tak beraturan. Karena dalam tubuh anak kita memiliki kandungan air lebih dari 80% maka setiap kata yang kita ucapkan juga akan memberikan efek yang serupa pada anak kita.<br />
<br />
Seorang Penulis Puisi Dorothy Low Nolte pernah menulis sebuah karya indah yang berjudul ”Children Learn from What They Live With”. Puisi ini ternyata tidak hanya sekedar puisi biasa melainkan sebuah maha karya yang telah dibuktikan kebenarannya oleh Masaru Emoto dan didedikasikan khusus untuk para orang tua diseluruh dunia..<br />
<a name='more'></a><br />
Smart Listener....Mari kita simak bersama gubahannya....<br />
<br />
Jika anak anda banyak dicela maka<br />
Ia akan terbiasa menyalahkan orang lain.<br />
Jika anak anda banyak dimusuhi maka<br />
Ia akan terbiasa menentang dan mendendam.<br />
Jika anak anda banyak ditakut-takuti maka<br />
ia akan selalu merasa cemas dan gelisah.<br />
Jika anak anda banyak dikasihani maka<br />
Ia akan terbiasa meratapi nasibnya.<br />
Jika anak anda selalu di olok-olok maka<br />
Ia akan menjadi rendah diri dan pemalu.<br />
Jika anak anda selalu dilingkupi oleh rasa iri maka<br />
Ia akan terbiasa merasa bersalah.<br />
Jika anak anda selalu dibohongi maka<br />
Ia akan terbiasa hidup dalam kepalsuan.<br />
Jika anak anda terlalu banyak ditolong maka<br />
Ia akan terbiasa hidup tergantung pada orang lain.<br />
<br />
Akan tetapi ...........<br />
Jika anak anda banyak diberi pengertian maka<br />
Ia akan terbiasa menjadi penyabar.<br />
Jika anak anda banyak diberi dorongan maka<br />
Ia akan terbiasa untuk percaya diri.<br />
Jika anak anda banyak dipuji maka<br />
Ia akan terbiasa untuk menghargai orang lain.<br />
Jika anak anda selalu diterima oleh lingkungannya maka<br />
Ia akan terbiasa menyayangi dan mengasihi.<br />
Jika anak anda tidak banyak dipersalahkan maka<br />
Ia akan bangga menjadi dirinya sendiri.<br />
Jika anak anda banyak mendapatkan pengakuan maka<br />
Ia akan dengan pasti menetapkan tujuan hidupnya.<br />
Jika anak anda diperlakukan dengan jujur maka<br />
Ia akan terbiasa untuk berbuat benar.<br />
Jika anak anda diasuh dengan tidak berat sebelah maka<br />
Ia akan terbiasa untuk berbuat adil.<br />
Jika anak anda mengenyam rasa aman dirumah maka<br />
Ia akan terbiasa untuk mempercayai orang disekitarnya.<br />
Jika anak anda banyak diberi kesempatan maka<br />
Ia akan menjadi anak yang berani berekspresi dan kreatif.<br />
Jika anak anda banyak diberi kepercayaan maka<br />
Ia akan menjadi anak yang mandiri.<br />
Jika anak banyak mendapatkan cinta kasih maka<br />
Ia akan menjadi orang yang peduli dan penuh empati.<br />
Batapa Indahnya dunia ini....<br />
<br />
<br />
Para orang tua dimanapun anda berada.....<br />
Sesungguhnya kitalah yang menentukan akan menjadi seperti apa wajah dunia ini melalui anak-anak kita tercinta....Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-7225276916053476112012-03-06T18:09:00.000+07:002012-03-06T18:09:00.261+07:00Menghargai Profesi Para Pendidik dan Guru<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMgYqdta1vbXAd5Y-E49jUXiVnCyFdI4lfOKbM_xjJjWFyjEE2V8PdRHJmh_DYVpLVIWzbcd-yHxF80ENXjmpMaMjL7jNv7Ragu-stiB1eL1cmrLqj3AEJCNMgz4VQrp-Of6pw_zgYkOdC/s1600/guru-03.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMgYqdta1vbXAd5Y-E49jUXiVnCyFdI4lfOKbM_xjJjWFyjEE2V8PdRHJmh_DYVpLVIWzbcd-yHxF80ENXjmpMaMjL7jNv7Ragu-stiB1eL1cmrLqj3AEJCNMgz4VQrp-Of6pw_zgYkOdC/s200/guru-03.jpg" width="200" /></a></div>Para orang tua yang berbahagia….<br />
<br />
Pernah seorang teman bercerita kepada saya, mengenai mengapa mutu pendidikan dinegeri ini begitu rendahnya....? Waktu itu saya sempat menyangkal dan tidak menyetujui apa yang disampaikan oleh rekan saya ini namun dengan sederhana ia menjelaskan begini katanya: Coba kamu perhatikan...fenomena sebuah produk pendidikan dinegeri ini melalui perbandingan kualitas SDMnya, jika orang asing yang datang dan bekerja dinegeri ini maka kira-kira jadi apa mereka disini dan sebaliknya jika orang kita yang bekerja diluar negeri maka pada umumnya jadi apa mereka disana..?<br />
<br />
Mendadak saya menjadi terdiam dan dibuat tidak bisa berkata-kata lagi oleh kawan saya ini. Iya juga ya....dalam hati saya berpikir.<br />
<a name='more'></a><br />
Lalu kawan saya melanjutkan lagi: Mengapa sampai mutu pendidikan dinegeri kita itu begitu rendahnya.... ya karena kita menghargai jauh lebih rendah orang-orang yang berprofesi dibidang pendidikan. Kali ini saya benar-benar tidak setuju dengan pendapat rekan saya ini, lalu saya katakan, ah kamu salah. Justru orang di negeri kita ini begitu mengagungkan profesi guru bahkan dimasyarakatpun guru adalah posisi yang sangat dihormati. Betul kata kawan saya, yang saya maksud adalah penghargaan secara finansial dibandingkan profesi-profesi lainnya. Padahal gurulah yang sejatinya telah mencetak profesi-profesi lain yang ada dinegeri ini.<br />
<br />
Bandingkanlah dengan negara-negara maju seperti Jepang.....mereka begitu menghargai guru dan benar-benar menghargai baik secara finansial maupun non finansial. Bahkan konon di Jepang jika mereka mengalami bencana alam maka hal pertama yang harus segera diketahui adalah berapa jumlah guru yang menjadi korban. Bandingkan lagi misalnya dengan Malaysia, dimana Posisi menteri yang paling prestigious disana adalah Menteri Pendidikan sehingga orang malaysia begitu bangganya jika berprofesi dibidang pendidikan.<br />
<br />
Mulailah pikiran saya terbawa untuk merenungkan ucapan demi ucapan rekan saya ini.. Tiba-tiba saya jadi teringat seorang teman yang berkebangsaan asing yang pernah berkomentar mengenai kualitas pendidikan dinegeri kita, dia pernah berkomentar kepada saya, begini katanya: sungguh aneh ya...dinegara kamu posisi-posisi strategis dan mulia justru dihargai lebih rendah dari pada posisi-posisi lainnya. Saya kaget dan tidak mengira bahwa posisi strategis dan mulia yang dimaksudkan oleh kawan saya ini adalah profesi para pendidik dan guru. Dia juga bilang begini, kalau dinegara saya jabatan atau profesi yang mengandalkan intelektualitas sangat dihargai dan dibayar mahal mulai dari guru hingga konsultan. Sungguh komentar ini begitu menyentuh perasaan saya yang paling dalam.<br />
<br />
Saya juga teringat tentang komentar yang begitu menggelitik yang pernah dilontarkan oleh Mas Imam Prasodjo dalam acara Republik BBM, beliau pernah berkata bahwa dinegeri kita profesi-profesi yang menggunakan bagian kepala itu dihargai paling murah akan tetapi profesi yang menggunakan mulai dada dan semakin kebawah harganya semakin mahal. Jadi kualitas intelektual dinegeri ini akan sulit sekali maju karena pada akhirnya orang akan lebih memilih profesi-profesi yang tidak banyak menggunakan kepala alias otaknya.<br />
<br />
Mari kita renungkan bersama, semoga cerita ini bisa menggugah hati kita untuk lebih menghargai para guru yang ada di negeri ini, bukan hanya sekedar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, agar lebih banyak lagi orang-orang yang brilian dinegeri ini yang mau memilih untuk menjadi seorang guru. Karena kualitas suatu bangsa sungguh ditentukan oleh kualitas para guru dan pendidiknya.<br />
<br />
<a href="http://ayahkita.blogspot.com/" target="_blank">Sumber</a>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-68854858461714986922012-03-05T22:34:00.000+07:002012-03-05T22:34:27.266+07:00Susunan Kehidupan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9zypfJp_AwPtw8O0hrJb9hD8m32qrzqQNarzuh-gyP2xBykid2ZgvBl4dYwKDqKpKOcfB_6ShLzN_nCJIzAMWHlYltVsNn5dI84-fiKf0A5fRD9kH10m-kHRKN1FhVrDvbv6csrHL1aP4/s1600/puzzle.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9zypfJp_AwPtw8O0hrJb9hD8m32qrzqQNarzuh-gyP2xBykid2ZgvBl4dYwKDqKpKOcfB_6ShLzN_nCJIzAMWHlYltVsNn5dI84-fiKf0A5fRD9kH10m-kHRKN1FhVrDvbv6csrHL1aP4/s200/puzzle.gif" width="200" /></a></div>Suatu sore, Zahra sedang duduk bersama ayahnya di ruang keluarga. Keduanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Zahra, gadis kecil berumur 5 tahun itu sedang bermain dengan buku gambarnya. Sedang sang ayah, tampak tekun membaca majalah.<br />
<br />
Sesaat kemudian, Zahra mendekati ayahnya. Ia lalu bertanya, “Ayah, ini gambar apa? Belum selesai ayahnya menjawab, Zahra kembali bertanya, “Kok, hewan ini ada buntutnya? Sang Ayah, dengan sabar menjelaskan semuanya. Disisihkannya majalah di tangannya dan dipeluknya Zahra.<br />
<br />
Beberapa lama berselang, Ayah lalu berkata, “Baik, kalau sudah selesai, ayo teruskan saja sendiri ya, sayang. Ayah sibuk. Zahra pun kembali ke tempatnya semula.<br />
<a name='more'></a><br />
Namun, belum lima menit usai, Zahra kembali datang dan bertanya banyak hal. Dia mengoceh tentang hewan, hingga hal-hal yang diluar khayalan. Ayah pun mulai tampak segan dengan semua pertanyaan itu. Sebab, ia ingin sekali menyelesaikan bacaannya. “Ah, kalau saja aku bisa menyibukkan anak ini dengan pekerjaan lain, ” gumam Ayah,” tentu, ia tak akan membuatku repot. Begitu pikirnya dalam hati.<br />
<br />
Aha, Ayah pun menemukan ide. Diambilnya gambar rumah dari sebuah majalah lama. Dan diguntingnya gambar itu menjadi beberapa bagian. Ia ingin membuat puzzle!. Tentu, anak umur 5 tahun, akan sulit sekali menyusun puzzle yang bergambar rumah. Ia lalu berkata pada Zahra yang sejak tadi memperhatikannya.<br />
<br />
” Zahra, sekarang Ayah punya permainan. Ayo, coba susun kembali kertas ini jadi gambar rumah. Nanti, kalau sudah selesai, baru kamu boleh kembali ke sini. (–Hmm..tenanglah aku sekarang. Aku akan bisa menyelesaikan bacaanku, dan ia pasti akan sibuk sekali dengan pekerjaan ini, begitu gumam ayah.–)<br />
<br />
Tiba-tiba. “Aku sudah selesai!” Belum 5 menit berlalu, kini, Zahra sudah kembali dengan susunan gambar rumah itu. Ayah pun bingung, bagaimana bisa ia menyelesaikan tugas yang sulit itu? Ayah lalu bertanya, “Bagaimana caranya kamu menyusun gambar rumah ini? Pasti kamu minta tolong Bunda deh.”<br />
<br />
Mata bulat gadis itu berbinar, “Nggak kok. Aku membuatnya sendiri. Sebab, dibalik gambar ini, ada gambar boneka kesukaanku. Jadi, aku menyusun gambar itu saja. Ini, gambar bonekaku, aku senang sekali dengannya.<br />
<br />
Sang Ayah pun terdiam. Ia kalah, dan harus siap kembali menerima semua ocehan gadis kecilnya ini.<br />
<br />
***<br />
<br />
Sahabat, seringkali, kita menganggap anak-anak dengan naif. Kita kerap meremehkan pola pikir yang mereka miliki. Kita, yang sok dewasa, sering berpendapat, anak kecil, bukanlah guru yang terbaik buat kehidupan. Mereka semua hanyalah penganggu, dan sesuatu yang selalu mengusik setiap ketenangan.<br />
<br />
Namun sayang, kita kerap salah. Dan Zahra, bisa jadi membuktikannya. Kita, seringkali menganggap dunia ini sebagai sesuatu yang sulit. Dunia, dalam pikiran kita, adalah potongan gambar-gambar yang tak runut.<br />
<br />
Potongan-potongan itu pulalah yang kita susun dengan perasaan takut. Dunia, bagi kita, adalah tempat segala masalah bersatu. Dan kita merangkainya dengan hati penuh pilu.<br />
<br />
Dengan kata lain, dunia, bagi kita, adalah layaknya benang kusut, yang penuh dengan keruwetan, ketakteraturan, dan kesumpekan. Dunia, bagi kita yang mengaku dewasa, adalah amarah, angkara, dengki, dan dendam, iri dan maki serta tangis dan nestapa.<br />
<br />
Padahal, kalau kita mau menjenguk sisi lain dunia, ada banyak keindahan yang hadir disana. Ada banyak kenyamanan dan kesenangan yang mampu diwujudkannya. Ya, asalkan kita mau menjenguknya, melihat dengan lebih tekun dan jeli. Mencermati setiap bagian dari dunia yang kita sukai.<br />
<br />
Jalin-jemalin kenyamanan yang dapat dirangkai dalam dunia, adalah sesuatu yang indah. Disana akan kita temukan kesejukan, ketenangan, kesunyian, keteraturan, keterpaduan dan segalanya, asalkan kita mau menjenguknya.<br />
<br />
Jadi, mana potongan gambar dunia mana yang akan Anda susun? Dunia yang penuh angkara, atau dunia yang penuh cinta? Dunia yang penuh duri, atau dunia yang penuh peduli? Anda sendirilah yang akan menyusun potongan-potongan gambar itu. Susunan yang Anda pilih, akan membentuk kehidupan Anda.<br />
Selamat menyusun potongan hidup Anda!!<br />
<br />
Sumber: dari internetInungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-91964056720501485932012-03-05T18:11:00.001+07:002012-03-05T18:11:00.420+07:00BERSAMA-SAMA.., MARI KITA BANGUN INDONESIA YANG KUAT MELALUI ANAK-ANAK KITA TERCINTASiapakah Ibu ke-2 Yang Mendidik Anak-Anak Kita..?<br />
<br />
Suatu ketika ada sebuah Konferensi Pendidikan untuk Para orang tua dan guru yang berlangsung di New York. Hadir pada Konferensi itu seorang Pembicara yang luar biasa dan paling peduli akan pendidikan anak-anak disana. Pada pembukaan ceramahnya dia bertanya pada para peserta, begini kira-kira: wahai para orang tua dan pendidik siapakah dari anda semua yang merasa menjadi ibu kandung dari anak-anak anda....? hampir seluruh peserta mengangkat tangannya. Lalu si pembicara itu bertanya lagi, setelah anak kita mulai bertambah usia siapakah menurut anda orang yang paling banyak berpengaruh membentuk perilakunya...? kemudian forumpun mulai terlihat bingung, tidak banyak yang mengangkat tangan, ada sebagian lagi yang terlihat ragu-ragu dan lebih banyak yang memilih untuk diam.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Yah begitulah nasib anak-anak kita saat ini, hampir bisa dipastikan ibu yang mengandung anak kita adalah kita sendiri tapi ibu yang telah mendidik anak kita banyak sekali dan tahukah anda siapakah ibu yang paling besar pengaruhnya dalam mendidik moral anak kita, ibu yang paling konsisten, tidak pernah absen dan selalu hadir tepat waktu, setia menemani hampir 24 jam sehari kapanpun diminta...? Tiba-tiba semua peserta menjadi terdiam, ruangan besar yang berisikan lebih dari 500 orang peserta itu tiba-tiba berubah menjadi sunyi senyap.... Siapakah gerangan ibu itu pikir semua peserta..<br />
<br />
Yah....kembali dengan suara menggelegar si pembicara berucap dialah seorang ibu yang bernama Televisi. Kita mungkin tidak bisa konsisten tapi program-program TV selalu konsisten dan hadir tepat waktu, kita mungkin lupa mengkonfirmasikan pada anak kita bahwa hari ini kita akan pulang terlambat tapi TV tidak pernah lupa untuk mengkonfirmasikan pada anak kita apabila ada perubahan jam tayang. Kita mungkin pergi sebelum matahari terbit dan tiba setelah matahari terbenam dan sulit sekali diminta waktunya untuk menemani anak kita barang 5 menit saja, tapi tidak dengan ibu kedua anak kita yang bernama televisi, dia dengan berbagai macam acaranya selalu setia menemani anak kita, kapanpun diminta.<br />
<br />
Jadi janganlah kita kaget bila tiba-tiba perilaku anak kita berubah, kita juga jangan kaget bila tiba-tiba muncul banyak pertanyaan-pertanyaan aneh dari anak kita dan kita mestinya tidak perlu marah manakala tiba-tiba anak kita mulai melawan dan berperilaku buruk, ya karena kita telah membiarkan setiap hari anak kita dididik oleh ibu keduanya yang bernama televisi tadi.<br />
<br />
Para orang tua yang berbahagia....., Sungguh pidato dari sang pembicara ini begitu menggetarkan hati para peserta seisi ruangan, isi pidato ini telah menyadarkan sebagian besar para pendidik dan orang tua yang hadir pada saat itu, betapa selama ini kita telah melepaskan masa-masa emas pembentukan moral anak kita pada orang lain, pada lingkungan dan pada ibu kedua yang bernama Televisi.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang tercinta...., Pidato yang luar biasa ini ternyata telah menginspirasi hampir 40% orang Amerika untuk mengganti Televisi mereka dirumah dengan program-program yang lebih mendidik dan kreatif bagi perkembangan mental anak-anak mereka. Bahkan ada sebagian dari mereka yang memutuskan untuk tidak memiliki televisi dirumah...ya..... The Association of Parent with no TV at Home.<br />
<br />
Mari kita resapi dan renungkan dalam-dalam isi pidato dan kisah ini, semoga hal ini juga bisa menginspirasi para orang tua dan pendidik diseluruh tanah air tercinta ini. Akankah masa-masa emas pembentukan moral anak-anak kita, akan kita biarkan dirusak begitu saja oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab......!<br />
<br />
Saya sudah meniadakan siaran TV dirumah dan menggantinya dengan program-program yang mendidik bagi anak-anak saya.... Bagaimana dengan anda...?Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-81061280892891264042012-03-04T18:08:00.000+07:002012-03-04T18:08:00.230+07:0010 Tanda-Tanda Kehancuran Suatu BangsaSuatu ketika di bulan Juli tahun 90-an, di negara bagian Massachusetts, Amerika Serikat tengah berlangsung sebuah konfrensi besar pendidikan, dihadiri oleh sebagian besar kalangan pendidikan, mulai dari pengamat, praktisi, pakar hingga penentu kebijakan dibidang pendidikan.<br />
<br />
Tema yang diambil. kali itu adalah mengenai “Evaluasi Sistem Pendidikan dalam Menghasilkan Generasi Unggul”<br />
<br />
Tema ini sengaja diangkat, karena ternyata berdasarkan penelitian, selama 60 terakhir sistem pendidikan lebih banyak menghasilkan generasi yang gagal dan bahkan cenderung bermasalah ketimbang yang unggul.<br />
<br />
Banyak sekali tokoh-tokoh yang diminta bicara menyampaikan pikiran, pandangan juga hasil penelitian mereka.<br />
<a name='more'></a><br />
Dari semua pembicara, ada salah seorang yang pemaparannya begitu dahsyat, tajam dan mengena, hingga mendapatkan simpati dan dukungan yang luar biasa dari hampir semua peserta konferensi tersebut.<br />
<br />
Tepuk tangan yang riuh serta dukungan antusiasme terus mengalir hingga sang pembicara ini turun. Apa saja yang di paparkan oleh si pembicara ini...? marilah kita simak cuplikan utama dari pemaparannya;<br />
<br />
“Saudara-saudaraku tercinta sebangsa dan setanah air, saya sungguh prihatin melihat perkembangan generasi kita dari tahun ke tahun, sehingga saya begitu tertantang untuk membuat suatu pengamatan untuk mengetahui akar pemasalahannya.”<br />
<br />
“Lebih dari 30 tahun saya melakukan pengamatan terhadap para pelajar dan para lulusan sekolah di tiap jenjang mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. dan ternyata dari tahun ke tahun menunjukkan suatu peningkatan grafik jumlah anak-anak yang bermasalah ketimbang anak-anak yang berhasil.”<br />
<br />
Salah satu yang membuat saya menangis adalah ketika saya mengunjungi beberapa Lembaga Pemasyarakatan yang ada di beberapa negara bagian, yang dulu pada tahun 60an mayoritas di huni oleh orang-orang yang berusia antara 40-60an, namun apa yang terjadi pada tahun 90, penjara-penjara kita penuh diisi oleh anak remaja antara usia 14 s/d 25 tahun. Jumlah peningkatan yang drastis juga terjadi pada penjara anak dan remaja.<br />
<br />
Fenomena apakah gerangan yang sedang terjadi di negara kita......? Akan jadi apakah kelak negara ini jika kita semua tidak mengambil peduli dan merasa bertanggung jawab...?<br />
<br />
Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air....., Dari pengamatan panjang yang saya lakukan akhirnya saya mengetahui bahwa sumber dari semua masalah ini ada pada Harmonisasi hubungan Keluarga dan Sistem Pendidikan kita.<br />
<br />
Sebagian besar anak-anak yang bermasalah ternyata juga memiliki orang tua yang bermasalah atau keluarga yang berantakan dan yang memperparah ini semua adalah bahwa Lembaga yang kita agung-agungkan selama ini, yang kita sebut sekolah ternyata sama sekali tidak mampu menjadi jalan keluar bagi anak-anak yang mengalami permasalahan di rumah.<br />
<br />
Sekolah yang mestinya bertanggung jawab pada pendidikan anak (karena mengklaim sebagai lembaga pendidikan) ternyata sama sekali tidak melakukan proses pendidikan, melainkan hanya menjadi lembaga yang memaksa anak untuk mengikuti kurikulum yang kaku dan sudah ketinggalan zaman. Guru-guru yang diharapkan menjadi pengganti orang tua yang bermasalah tapi ternyata tidaklah lebih baik dari pada orang tua si anak yang bermasalah tadi. Guru lebih suka memberikan pelajaran dari pada mendidik dan melakukan pendekatan psikologis untuk bisa membantu memecahkan masalah anak-anak muridnya. Guru-guru juga lebih suka saling melempar tanggungjawab ketimbang merasa ikut bertanggung jawab sebagai seorang pendidik.<br />
<br />
Dan yang sungguh menyakitkan adalah ternyata Pemerintah kita khususnya yang bertanggung jawab pada bidang pendidikan hanya mementingkan masalah nilai, angka-angka dan Ujian-Ujian Tulis. Pemerintah seolah menutup mata terhadap menurunnya perilaku moral, rusaknya anak-anak sekolah dan meningkatnya perilaku kekerasan dikalangan remaja.<br />
<br />
Ukuran keberhasilan pendidikan lebih diletakkan pada menjawab soal-soal ujian dan target-target perolehan nilai, bukan pada Indikator Moral dan Pengembangan Karakter Anak. Sehingga pada akhirnya kita mendapati banyaknya anak-anak yang mendapat nilai tinggi namun moralnya justru begitu rendah.<br />
<br />
Inilah saya pikir yang menjadi biang keladi dari permasalahan meningkatnya jumlah anak-anak yang menjadi penghuni penjara di hampir seluruh negara bagian di negara kita.<br />
<br />
Saya melihat bahwa sesunguhnya jauh lebih penting mengajarkan anak kita Nilai Kejujuran dari pada Nilai matematika, Fisika dan sejenisnya, yang pada umumnya telah membuat anak kita stress dan mulai membenci sekolahnya. Sungguh jauh lebih penting mengajarkan pada mereka tentang kerjasama dan saling tolong menolong ketimbang persaingan merebut posisi juara di kelas. Sekolah kita hanya mampu membuat 3 anak sebagai juara ketimbang membuat mereka semua menjadi juara. Sekolah kita memang tanpa sadar telah dirancang untuk mencetak anak yang gagal jauh lebih banyak dari yang berhasil. Sekolah kita juga telah dirancang untuk lebih banyak memberi label anak yang bermasalah ketimbang memberi label anak yang berpotensi unggul di bidangnya.<br />
<br />
Lihatlah fakta di lapangan, betapa banyaknya anak-anak yang dinyatakan oleh sekolah sebagai anak lambat belajar, tidak bisa berkonsentrasi, Diseleksia, Hiperaktif dsb. Hingga ada seorang pengamat pendidikan yang pernah menyindir "Sesungguhnya anaknya yang hiperaktif atau sekolahnya yang "Hiper Pasif". Bayangkan anak-anak kita telah di paksa untuk duduk di kursi yang keras selama berjam-jam dari pagi hingga petang, tanpa adanya pergerakan sedikitpun. Yang sesungguhnya tidak hanya membahayakan mental mereka bahkan juga fisik mereka. Berapa banyak anak-anak kita yang katanya termasuk golongan anak-anak pandai harus menderita "bungkuk" di usia mereka yang masih relatif muda karena proses belajar yang hiper pasif ini.<br />
<br />
Saya pikir sudah saatnya kita sadar akan hal ini semua. Saudara-saudaraku tercinta, sungguh berdasarkan penelitian yang saya lakukan telah menunjukkan bahwa jauh lebih penting mengajari anak kita tentang moral, attitude, dan Character Building dari pada hanya mementingkan nilai-nilai yang tinggi. Karena kehidupan lebih mengharapkan orang-orang yang bermoral dan berkarakter untuk membangun tatanan kehidupan yang jauh lebih baik. Orang-orang yang mencintai sesama, menolong sesama dan menjaga kelestarian lingkungan tempat mereka hidup.<br />
<br />
Berdasarkan penelitian saya terhadap sejarah bangsa-bangsa yang mengalami kemunduran atau kehancuran, saya telah menemukan ciri-ciri yang sangat jelas untuk bisa kita jadikan Indikator dan petunjuk bagi kita apakah negara kita juga sedang menuju ke titik kemajuan atau justru kehancuran.<br />
<br />
Paling tidak saya telah menemukan ada 10 tanda-tanda dari suatu bangsa yang akan mengalami kemunduran dan bahkan kehancuran; dan jika ternyata ke sepuluh tanda ini muncul di negara kita maka sudah saatnyalah kita untuk melakukan perubahan besar-besaran terhadap sistem pendidikan bagi anak-anak kita.<br />
<br />
Mari kita teliti bersama kesepuluh tanda-tanda tersebut, apakah telah muncul dinegara kita;<br />
1. Peningkatnya perilaku kekerasan dan merusak dikalangan remaja/Pelajar.<br />
2. Penggunaan kata atau bahasa yang cenderung memburuk (seperti ejekan, makian, celaan, bhs slank dll).<br />
3. Pengaruh teman jauh lebih kuat dari pada orang tua dan guru.<br />
4. Meningkatnya perilaku penyalahgunaan sex, merokok dan obat-obat terlarang dikalangan pelajar dan remaja.<br />
5. Merosotnya perilaku moral dan meningkatnya egoisme pribadi/mementingkan diri sendiri.<br />
6. Menurunnya rasa bangga, cinta bangsa dan tanah air (Patriotisme).<br />
7. Rendahnya rasa hormat pada orang lain, orang tua dan guru.<br />
8. Meningkatnya perilaku merusak kepentingan Publik.<br />
9. Ketidak Jujuran terjadi dimana-mana<br />
10. Berkembangnya rasa saling curiga, membenci dan memusuhi diantara sesama warga negara (kekerasan SARA)<br />
<br />
Bagaimana kesimpulan kita....? Apakah kita melihat ke 10 tanda tersebut telah muncul di negeri tercinta kita ini...? atau mungkin malah sudah muncul pada anak-anak kita tercinta dirumah...?<br />
<br />
Saudaraku...., dengan melihat fakta dan kenyataan yang ada, wahai para pendidik dan pengambil kebijakan di bidang pendidikan serta segenap kita semua. Apakah kita masih akan mementingkan angka-angka sebagai Indikator kesuksesan Pendidikan di sekolah-sekolah..? <br />
<br />
Semoga logika dan nurani kita masih mampu bicara untuk mendobrak sistem pendidikan yang selama ini terbukti telah menghasilkan lebih banyak kegagalan bagi anak-anak tercinta.<br />
<br />
Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air...., Jika kita tidak juga mau bertindak...., maka saya tidak tahu berapa banyak lagi penjara-penjara yang harus kita bangun bagi anak-anak kita tercinta, yang semestinya ini semua bisa kita cegah dari sekarang..!<br />
Thomas Lickona.<br />
<br />
Saudara-saudaraku sebangsa-dan setanah air di Indonesia....., Mari kita renungkan cerita ini. 18 Tahun yang lalu mereka sudah menyadari kesalahan besar yang terjadi pada sistem pendidikan di negaranya, lalu bagaimana dengan sistem pendidikan kita di Indonesia....?<br />
<br />
Kejadian kekerasan Genk pelajar putri di Salatiga dan Kalimantan mestinya menjadi cambuk keras buat kita para pendidik dan penentu kebijakan pendidikan di Tanah Air, untuk berani mengambil langkah besar dalam mengevaluasi dan membenahi kembali Sistem Pendidikan yang telah mendidik mereka.<br />
<br />
Akankah peristiwa tragis yang terjadi di Amerika akan kita biarkan untuk terjadi lagi pada anak-anak kita di Indonesia..?<br />
<br />
<a href="http://ayahkita.blogspot.com/" target="_blank">sumber</a>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-9062799987184794532012-03-04T18:06:00.004+07:002012-03-04T18:06:00.142+07:00PARODI PENDIDIKAN DI NEGERIKUPara orang tua yang berbahagia suatu hari saya menghadiri sebuah acara simposium pendidikan yang diselenggarakan di Jakarta, oleh Forum Pengajar, Dokter dan Psikolog bagi Ibu Pertiwi.<br />
<br />
Acara itu sungguh luar biasa dan dihadiri oleh lebih dari 1500 orang peserta yang sebagian besar adalah pendidik dan guru. Pembicara yang hadir juga merupakan orang-orang yang luar biasa peduli di bidang pendidikan, mulai dari wakil guru yang ada di hutan rimba alias Butet Manurung, hingga wakil tokoh besar pendidikan Yayasan Perguruan Taman Siswa, Ki Hajardewantara. Di forum ini juga tidak ketinggalan hadir Tokoh Lintas agama Bapak Anand Krishna, seniman, budayawan artis dan lain sebagainya.<br />
<br />
Menurut saya sebenarnya simposium ini nyaris sempurna, seandainya saja waktu itu Menteri Pendidikan dan Menteri Kesehatan sebagai tokoh sentral yang di undang sempat menyaksikan langsung acara simposium ini. Tapi apa mau dikata The Show Must Go On! begitu kira-kira kata salah seorang pembicara.<br />
<a name='more'></a><br />
Namun ada satu hal yang paling menarik bagi saya dari seluruh acara, yakni sebuah puisi yang di bacakan oleh seorang seniman, namanya Mas Agus Sarjono, yang isinya betul-betul membuat hati saya tergelitik, puisi ini merupakan sebuah kritik sosial yang dibuat sangat cantik dan mengena bagi kita semua, terutama para tokoh pendidikan yang ada di negeri ini....<br />
<br />
Dan dengan kerendahan hati serta ijin dari Mas Agus Sarjono yang saya dapatkan melalui Pengurus Forum tersebut, saya ingin anda juga bisa mendengar dan sekaligus merenungkannya. Mari kita simak bersama isinya:<br />
<br />
Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah dengan sapaan palsu. Lalu mereka pun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu.<br />
<br />
Di akhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru untuk menyerahkan amplop, berisi perhatian dan rasa hormat palsu.<br />
<br />
Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan tolakan palsu, akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan nilai-nilai palsu yang baru.<br />
<br />
Masa sekolah demi masa sekolah berlalu, mereka pun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insinyur palsu. Sebagian menjadi guru, ilmuwan atau seniman yang juga palsu.<br />
<br />
Dengan gairah tinggi mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu. Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan ekspor dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan berbagai barang kelontong kualitas palsu.<br />
<br />
Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus palsu dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam meminjam juga pinjaman dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri yang dijaga pejabat-pejabat palsu.<br />
<br />
Masyarakat pun berniaga dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam nasib buruk palsu. Lalu orang-orang palsu meneriakkan kegembiraan palsu dan mendebatkan gagasan-gagasan palsu di tengah seminar dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya demokrasi palsu yang berkibar-kibar begitu nyaring dan palsu.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada. Demikianlah puisi yang dibuat dan dibacakan langsung oleh Mas Agus Sarjono. Pada acara simposium besar Forum Pengajar, Dokter dan Psikolog yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 Oktober 2007.<br />
<br />
Meskipun ini hanyalah sebuah puisi, tapi paling tidak puisi ini bisa menjelaskan mengapa begitu banyak kita menemukan kepalsuan yang terjadi di negeri ini.<br />
<br />
Mari kita renungkan bersama.......Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-55940343187554834552012-03-04T18:06:00.001+07:002012-03-04T18:06:00.372+07:00Kisah Penjual Rujak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg976yeDtZ3tuvaes2VYSooaBNsqTQkCw_P4XyvFuYHkEapMrCb9urDBFdsGeZumZev2HRs8B2HEj9A2RZbx1hPsyynkOgoCfhwGzu01aZbPO1pvSoZYjTYYn7Wn4O5LX8hYJzyrjnhXlgj/s1600/rujak.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg976yeDtZ3tuvaes2VYSooaBNsqTQkCw_P4XyvFuYHkEapMrCb9urDBFdsGeZumZev2HRs8B2HEj9A2RZbx1hPsyynkOgoCfhwGzu01aZbPO1pvSoZYjTYYn7Wn4O5LX8hYJzyrjnhXlgj/s1600/rujak.jpg" /></a></div>Para orang tua dan guru yang berbahagia...<br />
<br />
Saya punya kisah menarik dari seorang teman baik, mengenai bagaimana seorang penjual Rujak berhasil membuat anaknya yang suka melawan, sulit diatur dan malas belajar... yang permasalahan yang dihadapi oleh hampir setiap orang tua di Indonesia.<br />
<br />
Mari kita simak bersama kisahnya:<br />
<br />
setahun lalu atau mungkin sekitar 10 bulan yang lalu, ketika saya membeli rujak, saya bertanya kepada penjual rujak yang berjualan sambil membawa anaknya itu: "umur berapa anaknya", Lima tahun, tapi itu mbak, sukanya menonton televisi melulu, jadi ndak pernah membaca atau apalah gitu, tiap hari kerjanya dhomblong aja di depan tv. kesel aku mbak." lalu saya bilang gini, Bu kalo saya sejak tahun 1997 tidak mempunyai televisi karena siapa yang mau mengendalikan pembantu dirumah kalo saya lagi ke kantor dan saya lebih suka anak saya kreatif atau ada kegiatan." rupanya pembicaraan itu diserap dengan baik oleh tukang rujak itu, mbak Sri namanya. Sejak itu, kalo saya beli rujak, mbak Sri selalu tanya-tanya tentang kegiatan yang biasanya saya buat untuk anak-anak saya bila tak ada televisi. Ya saya bilang, buat dongeng, menulis, latihan drama, buat gambar, membaca, buat puisi, buat kertas daur ulang, buat hiasan pigura dari bahan bekas dan sebagainya. lalu saya sering berikan contoh serta buku-buku yang merupakan hasil karya anak saya dan buku yang biasa dibaca oleh anak-anak. Ada beberapa buku yang saya berikan, senangnya bukan main, begitu mbak Sri.<br />
<a name='more'></a><br />
Lalu teman saya ini berkata..., eh, 2 minggu lalu ketika saya beli rujak, mbak Sri bilang begini. "Mbak, ini rujaknya sekarang gratis. Lho kenapa Bu Sri tanya sahabat saya ini. Iya ini sebagai hadiah dari nasehat-nasehat yang mbak berikan pada saya. Sekarang saya udah ndak punya televisi lagi mbak. wuahhh .. senengnya ..ternyata anak saya juga lebih seneng tidak punya televisi meski awalnya susah sekali. Dia bahkan sekarang kalo belajar ndak perlu disuruh-suruh lagi."<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia...., demikianlah petikan obrolan salah seorang sahabat kami dengan penjual rujak langganannya. Sahabat kami ini sudah sejak tahun 1997 telah mengganti program-program tv dirumahnya dengan program belajar interaktif.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia..., berdasarkan pengalaman kami menjadi konselor anak selama lebih dari 4 tahun, menemukan fakta banyak sekali penyimpangan perilaku anak yang bersumber dari tontonan program yang ditayangkan oleh televisi. Cobalah sekali-sekali anda catat apa yang di tayangkan station-station TV sejak pagi siang hingga malam hari. Maka saya jamin anda akan sadar betapa banyak program-program yang merusak mental dan cara berpikir anak kita. Tapi yang aneh justru sebagian besar dari para orang tua malah sengaja agar anaknya menonton TV dengan alasan supaya diam dan tenang....<br />
<br />
Orang tua ini ternyata sama sekali tidak menyadari bahwa perilaku anaknya sedang dididik oleh tayangan-tanyangan televisi tersebut. <br />
<br />
Mari kita renungkan..., jangan-jangan dirumah, kita dan anak kita juga mengalami hal yang serupa...? <br />
<br />
<a href="http://ayahkita.blogspot.com/" target="_blank">Sumber</a>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-19849456321864056092012-03-03T18:05:00.005+07:002012-03-03T18:05:00.911+07:00Kemampuan Berpikir Kritis Kreatif & Pro Aktif<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd-49WEHdN0ejy0dJ3JXHqBR5Wn2PAqoygnERjJDBlWtgXWZj0uVE3ZIUpdv8PJP5eQzwXS-JWyLS7jx82K8hHWg72lrAEWusOQvGURW7YFfP-CO4NR1qTrWbzcLNEqe0z4e7jd42qxCc3/s1600/berfikir.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="157" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd-49WEHdN0ejy0dJ3JXHqBR5Wn2PAqoygnERjJDBlWtgXWZj0uVE3ZIUpdv8PJP5eQzwXS-JWyLS7jx82K8hHWg72lrAEWusOQvGURW7YFfP-CO4NR1qTrWbzcLNEqe0z4e7jd42qxCc3/s200/berfikir.JPG" width="200" /></a></div>Kali ini kita akan berbicara tentang kemampuan berpikir kritis, kreatif dan proaktif. Para orang tua dan guru yang berbahagia mengapa saya sering sekali mengangkat masalah pembelajaran yang berbasiskan hafalan.....Karena cara pembelajaran ini akan berakibat sangat fatal terhadap kemampuan level berpikir otak anak-anak kita.<br />
<br />
Ada 3 tingkatan kualitas otak dalam berpikir. Yang pertama adalah berpikir Kritis, Yang Lebih Tinggi lagi adalah berpikir Kreatif dan yang paling tinggi adalah berpikir Pro aktif.<br />
<a name='more'></a><br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia.....Apa kira-kira perbedaan dari masing-masing level cara berpikir tersebut...?<br />
<br />
Yang pertama Kritis. Kritis adalah suatu pola tingkatan berpikir kita yang selalu dapat melihat sisi-sisi kekurangan dari sebuah konsep atau pemikiran, terutama konsep dan pemikiran orang lain. Oleh karena itu pada tingkatan berpikir Kritis seseorang akan selalu melakukan Kritisi terhadap konsep atau hasil karya orang lain tanpa bisa memberikan solusinya.<br />
<br />
Tingkatan yang lebih tinggi yakni Kreatif. Kreatif adalah suatu pola tingkatan berpikir kita yang tidak hanya bisa melihat sisi lemah sebuah konsep atau pemikiran namun sekaligus ia juga bisa mengusulkan berbagai ide yang dapat digunakan sebagai pemecahannya.<br />
<br />
Oleh karena itu pada tingkatan berpikir kreatif seseorang tidak hanya berhasil menemukan sisi lemah dari sebuah konsep namun juga melahirkan konsep-konsep baru yang jauh lebih sempurna. Salah satu contoh buah pemikiran kreatif yang luar biasa adalah Kecerdasan Beragam atau Multiple Intelligence, yang dicetuskan oleh Howard Gardner pada tahun 1983.<br />
<br />
Tingkatan yang paling tinggi dari semuanya adalah cara berpikir proaktif. Proaktif adalah suatu tingkatan pola berpikir manusia yang bisa memprakirakan hal-hal apa mungkin menjadi permasalahan manusia dimasa mendatang dan mulai mempersiapkan solusinya sejak masa sekarang.<br />
<br />
Salah satu contoh pemikiran yang fenomenal tentang hal ini adalah Buku Karangan Alvin Tofler yang berjudul The Future Shock. Dengan Gamblang Tofler memberikan pandangan-pandangan bahwa akan terjadi pergeseran besar dalam sistem budaya manusia, dari sekian banyak pergeseran, salah satunya adalah pergeseran dari Budaya Mendengar menjadi Budaya Melihat. Efek dari hal ini akan menimbulkan serentetan pergeseran di bidang-bidang lain dimana kita tidak hanya harus siap menghadapi bahkan sangat perlu mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi.<br />
<br />
Ada lagi sebuah pemikiran yang luar biasa dasyat tentang berpikir proaktif ini telah dituangkan kedalam buku yang berjudul “Management by Two Thousand XXX” karangan George Berner. George Berner secara garis besar melukiskan kemajuan perjalanan teknologi manusia sampai dengan tahun 2500 an, buku yang luar biasa dahsyat ini telah melahirkan sebuah prediksi pemikiran bahwa pada tahun 2500, manusia sudah akan mulai bermigrasi ke Planet Mars, karena pada tahun 2400an, manusia telah berhasil menciptakan teknologi pengatur Iklim, hal ini terjadi setelah kira-kira tahun 2300an manusia telah bisa membuat sistem tata udara dst.....<br />
<br />
Anda mungkin bisa saja berpikir bahwa....”ah itu kan hanya sebuah khayalan dan impian manusia saja....?”<br />
<br />
Namun ternyata di negara maju, buku ini telah menginspirasi banyak Ilmuan dan peneliti untuk semakin giat melakukan berbagai riset dan penelitiannya. Luar biasa bukan......? Sementara bangsa-bangsa lain sudah berada pada tingkatan berpikir Pro Aktif..... jauh ke depan memikirkan suatu proses migrasi manusia untuk membentuk sebuah kehidupan baru di Planet Mars, sementara menurut anda sudah berada dilevel manakah pola berpikir mayoritas bangsa kita saat ini.....?<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia...Edward De Bono menyatakan bahwa yang paling membuat saya sedih saat ini adalah bahwa sistem pembelajaran yang diterapkan disekolah pada umumnya yang cenderung bersifat hafalan ini bahkan telah membuat anak-anak kita sulit sekali untuk bisa mencapai tataran berpikir kritis sekalipun.<br />
<br />
Para orang tua dan guru yang berbahagia......Sekali lagi mari kita renungkan kembali......kira-kira sudah berada dilevel manakah pola berpikir bangsa kita saat ini.......? dengan model pembelajaran hafalan yang masih terus dipertahankan oleh sekolah-sekolah anak kita sampai saat ini.<br />
<br />
Menurut anda, kira-kira akan mencapai level manakah pemikiran anak-anak generasi penerus bangsa kita kelak....? <br />
<br />
SumberInungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-58027616148662639352012-03-03T15:23:00.000+07:002012-03-03T15:23:00.794+07:00Seperti apakah potret pendidikan kini?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVJqsJ5jDF-dlitWBQ4-hgELjsLPH5qLe0bb5KjRl-hEhYlMuM8fiMvXo30n1kmYBIJeUK9d9Ca9518yQT0t16aGCLOtUHI7at8JzS3MztjU1nbX9wEf-jCkaGQB2Gu5u7tKap16fFxwDj/s1600/Bebek+dan+Kucing.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="140" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVJqsJ5jDF-dlitWBQ4-hgELjsLPH5qLe0bb5KjRl-hEhYlMuM8fiMvXo30n1kmYBIJeUK9d9Ca9518yQT0t16aGCLOtUHI7at8JzS3MztjU1nbX9wEf-jCkaGQB2Gu5u7tKap16fFxwDj/s200/Bebek+dan+Kucing.jpg" width="200" /></a></div>Syahdan di tengah-tengah hutan belantara Sumatera berdirilah sebuah sekolah untuk para binatang dengan status “disamakan dengan manusia”, sekolah ini dikepalai oleh seorang manusia. Karena sekolah tersebut berstatus “disamakan”, maka tentu saja kurikulumnya juga harus mengikuti kurikulum yang sudah standar dan telah ditetapkan untuk manusia.<br />
<br />
Kurikulum tersebut mewajibkan bahwa untuk bisa lulus dan mendapatkan ijazah. Setiap siswa harus berhasil pada lima mata pelajaran pokok dengan nilai minimal 8 pada masing-masing mata pelajaran. Adapun kelima mata pelajaran pokok tersebut adalah: Terbang, Berenang, Memanjat, Berlari dan Menyelam.<br />
<a name='more'></a><br />
Mengingat bahwa sekolah ini berstatus “Disamakan dengan manusia”, maka para binatang berharap kelak mereka dapat hidup lebih baik dari binatang lainya, sehingga berbondong-bondonglah berbagai jenis binatang mendaftarkan diri untuk bersekolah disana, mulai dari: Elang, Tupai, Bebek, Rusa dan Katak.<br />
<br />
Proses belajar mengajarpun akhirnya dimulai, terlihat bahwa beberapa jenis binatang sangat unggul dalam mata pelajaran tertentu. Elang sangat unggul dalam pelajaran terbang, dia memiliki kemampuan yang berada diatas binatang-binatang lainnya dalam hal melayang di udara, menukik, meliuk-liuk, menyambar hingga bertengger didahan sebuah pohon yang tertinggi.<br />
<br />
Tupai sangat unggul dalam pelajaran memanjat, dia sangat pandai, lincah dan cekatan sekali dalam memanjat pohon, berpindah dari satu dahan ke dahan lainnya. Hingga mencapai puncak tertinggi pohon yang ada di hutan itu.<br />
<br />
Sementara bebek terlihat sangat unggul dan piawai dalam pelajaran berenang, dengan gayanya yang khas ia berhasil menyeberangi dan mengitari kolam yang ada didalam hutan tersebut.<br />
<br />
Rusa adalah murid yang luar biasa dalam pelajaran berlari, kecepatan larinya tak tertandingi oleh binatang lain yang bersekolah di sana. Larinya tidak hanya cepat melainkan sangat indah untuk dilihat.<br />
<br />
Lain lagi dengan Katak, ia sangat unggul dalam pelajaran menyelam, dengan gaya berenangnya yang khas, katak dengan cepatnya masuk kedalam air dan kembali muncul diseberang kolam.<br />
<br />
Begitulah pada mulanya mereka adalah murid-murid yang sangat unggul dan luar biasa dimata pelajaran tertentu. Namun ternyata kurikulum telah mewajibkan bahwa mereka harus meraih angka minimal 8 di semua mata pelajaran untuk bisa lulus dan mengantongi ijazah.<br />
<br />
Inilah awal dari semua kekacauan itu. Para binatang satu demi satu mulai mempelajari mata pelajaran lain yang tidak dikuasai dan bahkan tidak disukainya.<br />
<br />
Burung elang mulai belajar cara memanjat, berlari, namun sayang sekali untuk pelajaran berenang dan menyelam meskipun telah berkali-kali dicobanya tetap saja ia gagal dan bahkan suatu hari burung elang pernah pingsan kehabisan nafas saat pelajaran menyelam.<br />
<br />
Tupaipun demikian, ia berkali-kali jatuh dari dahan yang tinggi saat ia mencoba terbang. Alhasil bukannya bisa terbang tapi tubuhnya malah penuh dengan luka dan memar disana-sini.<br />
<br />
Lain lagi dengan bebek, ia masih bisa mengikuti pelajaran berlari meskipun sering ditertawakan karena lucunya dan sedikit bisa terbang, tapi ia kelihatan hampir putus asa pada saat mengikuti pelajaran memanjat, berkali-kali dicobanya dan berkali-kali juga dia terjatuh, luka memar disana sini dan bulu-bulunya mulai rontok satu demi satu.<br />
<br />
Demikian juga dengan binatang lainya, meskipun semua telah berusaha dengan susah payah untuk mempelajari mata pelajaran yang tidak dikuasainya, dari pagi hingga malam, namun tidak juga menampakkan hasil yang lebih baik.<br />
<br />
Yang lebih menyedihkan adalah karena mereka terfokus untuk dapat berhasil di mata pelajaran yang tidak dikuasainya; perlahan-lahan Elang mulai kehilangan kemampuan terbangnya, tupai sudah mulai lupa cara memanjat, bebek sudah tidak dapat lagi berenang dengan baik, sebelah kakinya patah dan sirip kakinya robek-robek karena terlalu banyak berlatih memanjat. Katak juga tidak kuat lagi menyelam karena sering jatuh pada saat mencoba terbang dari satu dahan ke dahan lainnya. Dan yang paling malang adalah Rusa, ia sudah tidak lagi dapat berlari kencang, karena paru-parunya sering kemasukan air saat mengikuti pelajaran menyelam.<br />
<br />
Akhirnya tak satupun murid berhasil lulus dari sekolah itu dan yang sangat menyedihkan adalah merekapun mulai kehilangan kemampuan aslinya setelah keluar dari sekolah. Mereka tidak bisa lagi hidup dilingkungan dimana mereka dulu tinggal, ya.... kemampuan alami mereka telah terpangkas habis oleh kurikulum sekolah tersebut. Sehingga satu demi satu binatang-binatang itu mulai mati kelaparan karena tidak bisa lagi mencari makan dengan kemampuan unggul yang dimilikinya..<br />
<br />
Tidakkah kita menyadari bahwa sistem persekolahan manusia yang ada saat inipun tidak jauh berbeda dengan sistem persekolahan binatang dalam kisah ini. Kurikulum sekolah telah memaksa anak-anak kita untuk menguasai semua mata pelajaran dan melupakan kemampuan unggul mereka masing-masing. Kurikulum dan sistem persekolahan telah memangkas kemampuan alami anak-anak kita untuk bisa berhasil dalam kehidupan menjadi anak yang hanya bisa menjawab soal-soal ujian.<br />
<br />
Akankah nasib anak-anak kita kelak juga mirip dengan nasib para binatang yang ada disekolah tersebut?<br />
Bila kita kaji lebih jauh produk dari sistem pendidikan kita saat ini bahkan jauh lebih menyeramkan dari apa yang digambarkan oleh fabel tersebut. Bayangkan betapa para lulusan dari sekolah saat ini lebih banyak hanya menjadi pencari kerja dari pada pencipta lapangan kerja, betapa banyak para lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang digelutinya selama bertahun-tahun, sebuah pemborosan waktu, tenaga dan biaya. Betapa para lulusan sekolah tidak tahu akan dunia kerja yang akan dimasukinya, jangankan kemapuan keahlian, bahkan pengetahuan saja sangatlah pas-pasan, betapa hampir setiap siswa lanjutan atas dan perguruan tinggi jika ditanya apa kemampuan unggul mereka, hampir sebagian besar tidak mampu menjawab atau menjelaskannya.<br />
<br />
Begitupun setelah mereka berhasil mendapatkan pekerjaan, berapa banyak dari mereka yang tidak memberikan unjuk kerja yang terbaik serta berapa banyak dari mereka yang merasa tidak bahagia dengan pekerjaannya. Belum lagi kita bicara tentang carut marut dunia pendidikan yang kerapkali dihiasi tidak hanya oleh tawuran pelajar melainkan juga tawuran mahasiswa. Luar biasa “Maha Siswa” julukan yang semestinya dapat dibanggakan dan begitu agung karena Mahasiswa adalah bukan siswa biasa melainkan siswa yang “Maha”. Namun nyatanya ya Tawuran juga.<br />
<br />
<b>Apa yang menjadi biang keladi dari kehancuran sistem pendidikan di negeri ini...?</b><br />
<br />
1. <b>Sistem yang tidak menghargai proses</b><br />
Belajar adalah proses dari tidak bisa menjadi bisa. Hasil akhir adalah buah dari kerja setiap proses yang dilalui. Sayangnya proses ini sama sekali tidak dihargai, siswa tidak pernah dinilai seberapa keras dia berusaha melalui proses. Melainkan hanya semata-mata ditentukan oleh ujian akhir.<br />
<br />
2. <b>Sistem yang hanya mengajari anak untuk menhafal bukan belajar dalam arti sesunguhnya</b><br />
Apa beda belajar dengan menghafal. Produk dari sebuah pembelajaran adalah kemampuan atau keahlian yang dikuasai terus menerus. Contoh yang paling sederhana adalah pada saat anak belajar sepeda. Mulai dari tidak bisa menjadi bisa, dan setelah bisa ia akan bisa terus sepanjang masa. Sementara produk dari menghafal adalah ingatan jangka pendek yang dalam waktu singkat akan cepat dilupakan. Perbedaan lain bahwa belajar membutuhkan waktu lebih panjang sementara menghafal bisa dilakukan hanya dalam 1 malam saja. Padahal pada hakekatnya Manusia dianugerahi susunan otak yang paling tinggi derajadnya dibanding mahluk manapun didunia. Fungsi tertinggi dari otak manusia tersebut disebut sebagai cara berpikir tingkat tinggi atau HOT, yang direpresentasikan melalui kemampuan kreatif atau bebas mencipta serta berpikir analisis-logis, sementara fungsi menghafal hanyalah fungsi pelengkap. Keberhasilan seorang anak kelak bukan ditentukan oleh kemampuan hafalannya melainkan oleh kemampuan kreatif dan berpikir kritis analisis.<br />
<br />
3. <b>Sistem sekolah yang berfokus pada nilai</b><br />
Nilai yang biasanya diwakili oleh angka-angka biasanya dianggap sebagai penentu hidup dan matinya seorang siswa. Begitu sakral dan gentingnya arti sebuah nilai pelajaran sehingga semua pihak mulai guru, orang tua dan anak akan merasa resah dan stress jika melihat siswanya mendapat nilai rendah atau pada umumnya dibawah angka 6 (enam). Setiap orang dikondisikan untuk berlomba-lomba mencapai nilai yang tinggi dengan cara apapun tak perduli apakah si siswa terlihat setengah sekarat untuk mencapainya. Nyatanya toh dalam kehidupan nyata, nilai pelajaran yang begitu dianggung-anggungkan oleh sekolah tersebut tidak berperan banyak dalam menentukan sukses hidup seseorang. Dan lucunya sebagian besar kita dapati anak yang dulu saat masih bersekolah memiliki nilai pas-pasan atau bahkan hancur, justru lebih banyak meraih sukses dikehidupan nyata. Mari kita ingat-ingat kembali saat kita masih bersekolah dulu, betapa bangganya seseorang yang mendapat nilai tinggi dan betapa hinanya anak yang medapat nilai rendah, dan bahkan untuk mempertegas kehinaan ini, biasanya guru menggunakan tinta dengan warna yang lebih menyala dan mencolok mata. Sementara jika kita kaji lagi, apakah sesungguhnya representasi dari sebuah nilai yang diagung-agungkan disekolah itu...? Nilai sesungguhnya hanyalah representasi dari kemampuan siswa dalam “menghapal” pelajaran dan “subjektifitas” guru yang memberi nilai tersebut terhadap siswanya. Meskipun kerapkali guru menyangkalnya, cobalah anda ingat-ingat; berapa lama anda belajar untuk mendapatkan nilai tersebut, apakah 3 bulan...? 1 bulan..? atau cukup hanya semalam saja..? Kemudian coba ingat-ingat kembali, jika dulu saat bersekolah, ada diantara anda yang pernah bermasalah dengan salah seorang guru, apakah ini akan mempengaruhi nilai yang akan anda peroleh..? Jadi wajar saja, meskipun kita banyak memiliki orang “pintar” dengan nilai yang sangat tinggi, negeri ini masih tetap saja tertinggal jauh dari negara-negara maju. Karena pintarnya hanya pintar menghafal dan menjawab soal-soal ujian.<br />
<br />
4. <b>Sistem pendidikan yang Seragam-sama untuk setiap anak yang berbeda-beda</b><br />
Siapapun sadar bahwa bila kita memiliki lebih dari 1 atau 2 orang anak maka bisa dipastikan setiap anak akan berbeda-beda dalam berbagai hal. Andalah yang paling tahu perbedaan-perbedaannya. Namun sayangnya anak yang berbeda tersebut bila masuk kedalam sekolah akan diperlakukan secara sama, diproses secara sama dan diuji secara sama. Menurut hasil penelitian Ilmu Otak/Neoro Science jelas-jelas ditemukan bahwa satiap anak memiliki kelebihan dan sekaligus kelemahan dalam bidang yang berbeda-beda. Mulai dari Instingtif otak kiri dan kanan, Gaya Belajar dan Kecerdasan Beragam. Sementara sistem pendidikan seolah-olah menutup mata terhadap perbedaan yang jelas dan nyata tersebut yakni dengan menyelenggaraan sistem pendidikan yang sama dan seragam. Oleh karena dalam setiap akhir pembelajaran akan selalu ada anak-anak yang tidak bisa/berhasil menyesuaikan dengan sistem pendidikan yang seragam tersebut.<br />
<br />
5. <b>Sekolah adalah Institusi Pendidikan yang tidak pernah mendidik</b><br />
Sekilas judul ini tampaknya membingungkan tapi sesungguhnya inilah yang terjadi pada lembaga pendidikan kita. <br />
Apa beda mendidik dengan mengajar...?<br />
Ya.. tepat!, mendidik adalah proses membangun moral/perilaku atau karakter anak sementara mengajar adalah mengajari anak dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa.<br />
Produk dari pengajaran adalah terbangunnya cara berpikir kritis dan kreatif yang berhubungan dengan intelektual sementara produk dari pendidikan adalah terbangunnya perilaku/akhlak yang baik.<br />
Ya..! memang betul dalam kurikulum ada mata pelajaran Agama, Moral PancaSila, Civic dan sebagainya namun dalam aplikasinya disekolah guru hanya memberikan sebatas hafalan saja bukan aplikasi dilapangan. Demikian juga ujiannya dibuat berbasiskan hafalan seperti hafalan butir-butir PancaSila dsb. Tidak berdasarkan aplikasi siswa dilapangan seperti praktek di panti-panti jompo; terjun menjadi tenaga sosial, dengan sistem penilaian yang berbasiskan aplikasi dan penilaian masyarakat (user base evaluation).<br />
Jadi wajar saja jika anak-anak kita tidak pernah memiliki nilai moral yang tertanam kuat di dalam dirinya melainkan hanya nilai moral yang melintas semalam saja dikepalanya dalam rangka untuk dapat menjawab soal-soal ujian besok paginya.Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-43229441848102643192012-03-02T15:25:00.000+07:002012-03-02T15:25:00.825+07:00PERMEN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwIRvxRzdXhjvdEMHz48Vzx-l9eLQ1u-fUt1cEXY6g3bPuNS3jk2k2S0-AfqUTNF1AyWEBOGwXiz2djrJKDpv3fxEuFkuPWNEeR9LiN3XtNKbD3UmILZ2MAU7QW4VwRoMhGanJ0L6YvIGO/s1600/permen2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwIRvxRzdXhjvdEMHz48Vzx-l9eLQ1u-fUt1cEXY6g3bPuNS3jk2k2S0-AfqUTNF1AyWEBOGwXiz2djrJKDpv3fxEuFkuPWNEeR9LiN3XtNKbD3UmILZ2MAU7QW4VwRoMhGanJ0L6YvIGO/s200/permen2.jpg" width="148" /></a></div>Suatu hari ada seorang ibu membawa anaknya yang kira-kira berusia 4 tahun untuk menghadiri sebuah pesta ulang tahun temannya, pestanya berlangsung sangat meriah namun si orang ibu ini terus mengkomplain anaknya yang katanya tidak berani tampil dan pemalu.<br />
<br />
Setiap diadakan perlombaan selalu ia mendorong-dorong anaknya untuk ikutan namun si anak tetap saja enggan untuk ikut. Kalaupun terpaksa ikut anak ini kerap kali selalu kalah atau berada pada urutan terakhir dari perlombaan.<br />
<br />
Si ibu yang penuh ambisi ini sepertinya merasa kecewa dengan tingkah laku anaknya yang demikian. Lalu dia menceritakan betapa hebatnya ia waktu masih seusia anaknya dulu. Ia bercerita bahwa dulu dirinya selalu berani mengikuti lomba. ia juga selalu menang dalam setiap perlombaan. Dia terus saja bercerita dan terus membandingkan kehebatan dirinya dengan anaknya.<br />
<a name='more'></a><br />
Sampai akhirnya pestapun usai, pada saat hendak pulang tiba-tiba si tuan rumah menghampirinya….Hallo sayang.... terima kasih ya telah hadir diacara kami.... oh iya.... ini sebelum pulang kamu boleh ambil permen ini ayo silahkan ambil, ambilah dengan kedua tanganmu agar kamu dapat banyak. Namun si anak diam saja sambil menatap pemen itu. Si orang tua mulai gusar dan meminta anaknya untuk mengambil permen dengan kedua tangannya namun kembali si anak tetap diam sambil menatap permen-permen itu. Sampai akhirnya si tuan rumah mengambilkan permen itu dengan tangannya sendiri.<br />
<br />
Sesampainya dirumah si orang tua kecewa dan mengeluh sambil mengomel, dia berkata begini: Dasar kamu ini ya...., Cuma diminta ambil permen saja kok ya tidak berani, mau jadi apa kamu nanti, namun diluar dugaannya anaknya tiba-tiba menjawab, aku bukan tidak berani mengambil mami tapi aku ingin mendapatkan permennya lebih banyak, tangankukan kecil sedangkan tangan Tante tadikan jauh lebih besar, jadi aku tunggu saja biar dia yang mengambilkan untukku.<br />
<br />
Begitulah kita para orang tua sering kali menghakimi anak kita dengan asumsi dan persepsi-persepsi kita yang sering kali sangat dangkal, padahal dibalik semua perilaku anak kita sering kali terdapat alasan yang luar biasa hebat dan kritisnya yang terkadang membuat kita berdecak kagum. Kok bisa ya anak sekecil ini berpikir sekritis itu......<br />
<br />
Mari kita berhenti untuk menghakimi anak-anak kita..., melainkan tanyalah mengapa mereka melakukan ini atau melakukan itu.... kelak anda akan dibuat terkagum-kagum oleh jawaban si kecil anda...Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-91480455173811024472012-03-01T14:49:00.004+07:002012-03-02T18:25:42.143+07:00Kekerasan Pada Anak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnBwtfLlnvzVX36aB-vlCY22LpRCJ1kvyKu4w3Gj06LEP-u08lrQMqRyzc4VAC0_bgNjPqYG_Kw70ONewcHQ9JzOD5fQ0OweumScQXMqUI02Ih9nC9FbmDwni4ajbrQaeyQpwmQ0VBX7TE/s1600/Kekerasan+Pada+Anak-Anak.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="135" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnBwtfLlnvzVX36aB-vlCY22LpRCJ1kvyKu4w3Gj06LEP-u08lrQMqRyzc4VAC0_bgNjPqYG_Kw70ONewcHQ9JzOD5fQ0OweumScQXMqUI02Ih9nC9FbmDwni4ajbrQaeyQpwmQ0VBX7TE/s200/Kekerasan+Pada+Anak-Anak.gif" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Hallo... Orang tua yang berbahagia dan sahabat parenting club apa khabarnya?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para orang tua yang berbahagia belakangan ini saya sungguh prihatin melihat kejadian demi kejadian kekerasan orang tua kepada anak yang berhasil diliput dan ditayangkan oleh media televisi. Sebenarnya sangat sulit diterima oleh akal bahwa kita sebagai manusia bisa bertindak sekeji itu pada anak-anak yang usianya masih relatif dini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sungguh aneh tapi nyata, kata seorang teman bercerita pada saya, bahkan jika kita perhatikan binatang yang paling liar di hutan Afrika sekalipun tidak pernah ada yang menyiksa anaknya. Namun demikian marilah kita mencoba untuk tidak saling menyalahkan namun lebih berusaha untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Mari kita gali fenomena ini dan mari kita kaji secara lebih ilmiah.</div><div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">Para orang tua dan sahabat parenting yang berbahagia..... Jika kita berbicara tentang bagaimana manusia bereaksi terhadap sesuatu maka itu artinya kita tak lepas untuk membicarakan tentang susunan dan fungsi kerja otak. Karena berdasarkan hasil riset otak, seluruh perilaku dan gerak-gerik seseorang seluruhnya dikendalikan oleh otaknya. Otak adalah Pusat Operasi dari setiap reaksi manusia baik yang disadari ataupun yang tidak disadarinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sahabat Parenting mari kita tinjau lebih dalam lagi tentang otak kita. Berdasarkan susunanannya, secara sederhana otak kita terbagi kedalam 3 tingkatan. Tingkatan pertama adalah otak reptil, yakni otak yang mengatur tentang fungsi-fungsi dasar kehidupan, oleh kerenanya otak ini sering juga disebut sebagai The Basic Insting. Fungsi utama dari otak reptil ini adalah untuk mengatur sistem otomatis yang ada ditubuh seperti suhu tubuh, detak jantung, sistem pernafasan, termasuk juga seluruh gerak reflek terhadap ancaman yang biasanya diwujudkan dalam bentuk penyerangan atau penghindaran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tingkatan kedua otak manusia adalah Otak Mamalia atau otak Korteks. Otak Mamalia ini mengatur fungsi memori dan sebagian besar fungsi-fungsi emosi baik positif maupun negatif. Fungsi kerja otak Mamalia ini terutama adalah sebagai alat sensor terhadap reaksi yang diterima oleh seseorang dari pihak lain baik yang bersifat ancaman atau kegembiraan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan tingkatan yang ketiga adalah otak Neo Korteks atau otak Berpikir Tingkat tinggi. Otak ini menangani proses berpikir tingkat tinggi manusia baik berpikir kreatif ataupun berpikir logika. Otak berpikir Tingkat Tinggi ini sesungguhnya adalah anugerah terbesar Tuhan pada manusia. Karena hanya manusialah yang memilikinya secara sempurna.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Otak berpikir ini terbaik menjadi Otak Kiri dan Otak Kanan. Otak kiri pada umumnya berfungsi sebagai berpikir Logika dan Otak Kanan berfungsi sebagai berpikir Kreatif.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Dengan kemampuan otak berpikir kreatif inilah maka manusia telah berhasil menciptakan peradaban yang semakin maju dari waktu ke waktu yang tidak tertandingi oleh mahluk lain yang ada dimuka bumi ini dan dengan berpikir logika manusia akan dapat menganalisis keputusan-keputusan yang tepat untuk pemecahan berbagai masalah yang dihadapinya. Mahluk lain yang tidak memiliki otak ini, tidak pernah bisa berpikir kreatif, sehingga jika kita perhatikan dari abad-keabad dunia binatang tidak pernah mengalami kemajuan peradaban bahkan ditingkat Primata sekalipun.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Sahabat Parenting lalu apa hubungannya dengan tindak kekerasan orang tua pada anaknya...?</div><div style="text-align: justify;">Begini ceritanya. Mari kita bayangkan.... Lapis pertama otak kita adalah otak Reptil memiliki fungsi reaktif menghindar, bertahan dan menyerang. Lapis kedua otak kita adalah otak Mamalia. Fungsinya adalah sebagai sensor apakah kita akan mengaktifkan otak Reptil atau Otak berpikir kita. Jika ternyata otak Mamalia mengaktifkan otak Reptil maka reaksi-reaksi yang muncul tentu juga mirip dengan reaksi seekor binatang reptil dan apabila otak Mamalia kita mengaktifkan otak Berpikir maka reaksi-reaksi yang muncul adalah reaksi logis dan penuh kehati-hatian.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Setiap hari dalam setiap kejadian otak Mamalia kita terus melakukan sensor dengan menterjemahkan apakah ini sebagai ancaman atau kesenangan, apa bila kejadian tersebut bersifat ancaman dan telah membuat otak mamalia tertekan maka otak ini akan segera memerintahkan otak Reptil untuk aktif dan mengambil kendali lebih lanjut dalam bentuk perilaku-perilaku kekerasan namun apabila kejadian tersebut membuat otak mamalia merasa senang maka ia akan segera memerintahkan otak berpikir untuk aktif.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Dan perlu anda ketahui bahwa antara Otak Reptil dan Otak Berpikir Logis tidak pernah aktif secara bersamaan, melainkan satu sama lain saling bergantian. Itulah sebabnya apabila kita habis melakukan tindakan kekerasan sesudahnya pasti kita akan menyesalinya. Itu artinya pada saat anda melakukan kekerasan anda sedang mengkatifkan otak reptil dan pada saat anda menyesalinya berarti otak yang aktif telah berpindah ke otak Berpikir Tingkat Tinggi.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Jadi para orang tua yang cenderung melakukan kekerasan pada anak pada hakikatnya adalah orang tua yang sensor otak mamalianya terlatih untuk cenderung mengaktifkan otak reptilnya.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Para orang tua yang berbahagia...</div><div style="text-align: justify;">Ada dua sebab utama mengapa seseorang cenderung mengaktifkan otak reptilnya dalam bereaksi terhadap perilaku anaknya:</div><ul><li>Adalah pola didik yang diterapkan oleh orang tuanya dulu </li>
</ul><blockquote class="tr_bq">Jika orang tua kita dulu keras terhadap kita maka kita akan punya kecenderungan keras terhadap anak kita. Begitu pula jika dulu orang tua kita sering memukul maka kitapun punya kecenderungan kuat untuk memukul anak kita.</blockquote><ul><li>Cara kita menanggapi situasi </li>
</ul><blockquote class="tr_bq"><div style="text-align: justify;">akan sangat menentukan otak mana yang akan bekerja aktif. Misalnya, Jika ada perilaku anak kita yang kebetulan tidak sesuai dengan keinginan kita itu diterjemahkan sebagai suatu perlawanan, pembangkangan, kenakalan atau ketidakdisiplinan. Maka hasil terjemahan ini akan membuat kita kesal dan jika ini terus terjadi berulang-ulang maka kita akan segera naik pitam, pada kondisi ini kita punya kecenderungan kuat untuk memicu aktifnya otak reptil. </div></blockquote><br />
<div style="text-align: justify;">Namun jika sikap anak yang tidak sesuai dengan keinginan kita tadi diterjemahkan sebagai sebuah komunikasi yang sedang dilakukannya kepada orang tuanya bahwa cara yang mendidik yang diterapkan tidak cocok dengan dirinya secara pribadi maka anda tidak jadi kesal melainkan malah mencoba mengkoreksi atau mengevaluasi diri untuk bisa berbuat lebih baik.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Smart Listener...untuk lebih jelasnya anda bisa menyimak, cerita saya tentang mendidik tanpa kekerasan, yang mengisahkan bagaimana Orang Tua DR Arun Gandhi (anak dari Mahatma Gandhi), menterjemahkan setiap perilaku buruk anaknya, sebagai evaluasi diri dari perilaku dirinya........ Kisahnya sungguh sangat menginspirasi saya secara pribadi....</div><br />
<div style="text-align: justify;">Sahabat Parenting....Lalu bagaimana solusinya......?</div><br />
<div style="text-align: justify;">Mari kita bicara sedikit mengenai solusi untuk pola didik orang tua kita dimasa lalu.....? Smart Listener yang berbahagia .....Saya juga dulu juga pernah mengalami cara mendidik yang kurang cocok dengan diri saya pribadi, marilah kita maklumi dan maafkan orang tua kita agar kita tidak meneruskan tradisi ini pada anak kita. Sejak dulu tidak pernah ada sekolah tentang cara menjadi orang tua yang baik dan mungkin dulu orang tua kita juga telah mengalami kekerasan yang sama dari orang tuanya dan tidak pernah ada yang memberitahukan solusinya seperti kita saat ini.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Smart Listener......Jika bukan kita sekarang.... lalu siapa lagi yang akan menghentikan tradisi turun-temurun ini...? Nah....Sekarang mari kita berbicara tentang solusi cara kita menanggapi perilaku negatif anak kita.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Sahabat Parenting pernah datang kepada saya seorang Bapak yang mengaku kewalahan terhadap perilaku anaknya dan dia mengaku sudah mulai menggunakan cara-cara kekerasan untuk mengendalikannya namun ternyata perilakunya malah semakin menjadi-jadi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wah....dalam hati saya tersenyum....kalo ini sepertinya Reptil Besar telah berhadapan dan bertarung dengan reptil yang lebih kecil namun sama kerasnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Smart Listener.... Lalu saya ceritakan hasil sebuah penelitian tentang ciri-ciri umum perilaku anak kepada si Bapak tadi. Saya jelasakan bahwa sesungguhnya setiap anak punya perilaku yang berbeda satu dengan lainnya dan bisa dikategorikan kedalam beberapa kelompok. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata bahwa setiap perilaku anak yang ditunjukan pada kita sesungguhnya merupakan petunjuk-petunjuk dari Tuhan yang berhubungan dengan Keunggulan dirinya, Kecerdasan yang dimilikinya, Profesi dan peluang keberhasilan yang akan dicapai dimasa depannya kelak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wow....! Sungguh kaget luar biasa si Bapak ini mendengar penjelasan dari saya.....Bahkan saya ingat betul ia sempat mengkaitkan penjelasan saya dengan sebuah pesan Tuhan yang lebih kurang berbunyi; “Bahwa susungguhnya Tuhan tiada pernah menciptakan sesuatu secara sia-sia”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sahabat Parenting..... Sungguh saya sudah mempelajarinya dan memperhatikan setiap hari perilaku anak-anak saya. Dan ternyata salah satu perilaku anak yang dikeluhkan oleh si bapak tadi juga dimiliki oleh anak saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya ceritakan bahwa anak saya yang berusia 2 tahun lebih juga telah menunjukkan perilaku yang serupa...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anak saya memiliki ciri-ciri perilaku yang mirip dengan anak si bapak tadi, keras, tidak mau kalah, suka memaksa, Suka mengatur sampai bahkan kita orang tuanyapun terkadang sering diaturnya, Tidak sabaran, Ingin disegerakan, suka memukul, teriakannya kerasnya luar biasa, tidak pernah bisa duduk diam, selalu melompat sana-sini, dsb.... Begitulah saya katakan ciri kelompok kedua dari Perilaku Umum Anak. Sebenarnya apa dibalik semua perilaku yang sering kali selalu kita konotasikan sebagai sesuatu yang negatif itu.....</div>Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-42728681381323762182012-02-29T22:47:00.000+07:002012-02-29T22:47:45.937+07:00Bermain Adalah Belajar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu6nkzmGQOzCBrMpRSxMWyK1VdTFgb3gNjsROGsDv_gIE5PCDK5gAclO_z71WGWWzZxl1VKIuCexPhIB36zi0PuWUYg2qOQ_I6bf_6iuNzOOW293NFp9z7HWodGIZrjEA1-BpvZnODReyc/s1600/bermain.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu6nkzmGQOzCBrMpRSxMWyK1VdTFgb3gNjsROGsDv_gIE5PCDK5gAclO_z71WGWWzZxl1VKIuCexPhIB36zi0PuWUYg2qOQ_I6bf_6iuNzOOW293NFp9z7HWodGIZrjEA1-BpvZnODReyc/s200/bermain.jpg" width="200" /></a></div>Suatu hari datang seorang ibu berkonsultasi kepada saya meminta untuk dipilihkan sekolah yang cocok untuk anaknya.... Lalu saya merekomendasikan salah satu sekolah yang telah menjalankan konsep-konsep yang saya sampaikan.<br />
<br />
Namun minggu depannya ibu yang sama tadi datang lagi..., kali ini dia komentar begini: Ayah....yang benar saja anak saya kok direkomendasikan sekolah disana...? Saya kaget, memangnya ada apa bu.....? Itu lho....lah wong gedungnya itu jelek banget dan ditengah kampung, malah masih lebih bagus SD Inpres. Lalu saya jelaskan panjang lebar dengan kesimpulannya kira-kira seperti ini: Sesungguhnya hanya orang tualah yang menilai bagusnya sekolah dari bagus gedungnya, tapi anak kita justru lebih mementingkan guru-guru dan cara belajarnya, apakah guru-gurunya tulus dan benar-benar mencintai anak dan apakah proses belajarnya sesuai dengan kodrat penciptaan mereka. Saya katakan padanya, jika ibu tidak keberatan ibu coba dulu program try outnya jika anak ibu cocok sebaiknya memang ia bersekolah disana. <br />
<a name='more'></a><br />
1 bulan kemudian ibu yang sama tadi datang lagi kepada saya; kali ini ia kelihatan begitu gelisah. Ibu itu berkata seperti ini.... Ayah..... saya bingung mengapa anak saya kalo saya tanya tadi belajar apa....?, jawabannya selalu katanya tadi ia asyik bermain ini dan bermain itu....? Lalu bagaimana ini; apa gak berbahaya....? Ayah gak sedang bercanda kan ya...? katanya serius.<br />
<br />
Sambil tersenyum saya berkata, saya serius ibu, saya sama sekali tidak bercanda, Sesungguhnya cara belajar yang terbaik bagi anak adalah sambil bermain, guru-guru disana memang saya minta untuk membahasakan belajar itu dengan bermain, karena sudah banyak anak-anak yang trauma dengan Kata Belajar. Dengan demikian setiap anak-anak akan selalu antusias pergi ke sekolah karena dibenaknya mereka akan bermain bersama teman-temannya.<br />
<br />
Nah disinilah tugas beratnya bagi para guru-guru disana, bagaimana ia bisa menyisipkan mata pelajaran dalam setiap permainan-permainan yang dibuatnya. Sehingga si anak sama sekali tidak sadar jika sesungguhnya mereka sedang belajar dan dengan cara ini si anak tidak hanya happy melainkan juga bisa menyerap pelajaran hingga di atas 90%, ya karena hati mereka senang. Coba perhatikan apakah setiap pagi anak ibu antusias bangun...? ya jawabnya. Tidak pernah alasan pusing-pusing atau sakit perut....ya jawabnya lagi... dan masih tetap antusias setelah pulang sekolah....? Ya betul....bahkan ia sering menceritakan para gurunya dan apa yang dipelajarinya tadi.... Nah kata saya lagi ...itulah sesungguhnya ciri-ciri sekolah yang baik dan cocok untuk anak ibu....<br />
<br />
Lalu saya tanya lagi....? coba bandingkan dengan kakaknya yang bersekolah ditempat lain.... apakah di pagi hari ia sering sulit dibangunkan untuk sekolah...? ya kadang-kadang, apakah ia sering mengeluh sakit pada saat mau ada ulangan disekolah...? Ya itu kalo yang itu sering. Bagaimana setelah pulang sekolah....? ya biasanya dia langsung masuk kamar dan gak pernah mau cerita apa-apa... kata si ibu lagi.<br />
Coba ibu pikirkan kira-kira apa sebabnya....? Dapatkah anak yang stress setiap hari bisa belajar dengan baik....? si Ibu tadi terdiam, kelihatannya merenung....., ya saya hanya barharap agar ibu tadi dapat berpikir dan mengambil keputusan yang tepat bagi anaknya.<br />
<br />
Sumber Ayah EdyInungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-42314398863642522132012-02-29T22:35:00.000+07:002012-02-29T22:35:48.131+07:00MEJA KAYU<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifXFtKNFu9HFOhP1B4n0HxU7W7cPSbQibzVxbTp84VI1TxP_RtTfI0YcPgYQtTNFH9z0NnSGHbXmfCwJLHo3-GFSp0zZHgcRcBI1AHAfrdHgBlwNkrTvgFxca4Mz-D7Toz5B4UbLzPIsqu/s1600/mejadankursi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="140" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifXFtKNFu9HFOhP1B4n0HxU7W7cPSbQibzVxbTp84VI1TxP_RtTfI0YcPgYQtTNFH9z0NnSGHbXmfCwJLHo3-GFSp0zZHgcRcBI1AHAfrdHgBlwNkrTvgFxca4Mz-D7Toz5B4UbLzPIsqu/s200/mejadankursi.jpg" width="200" /></a></div>Suatu ketika, seorang kakek yang sudah sangat tua harus tinggal bersama dirumah anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini sudah begitu rapuh dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannyapun sudah sangat buram dan berjalannyapun sudah tertatih-tatih. Keluarga ini biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang kakek yang sudah pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh. Saat si orangtua ini meraih gelas, segera saja air yang ada didalamnya tumpah membasahi taplak meja makan.<br />
<a name='more'></a><br />
Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu, " ujar sang Istri. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk orang tua ini." Lalu, kedua suami-istri ini pun sepakat untuk membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan.<br />
<br />
Karena sering memecahkan piring, anak dan menantunya juga sepakat untuk memberikan mangkuk kayu untuk si Kakek tua ini. Saat keluarga itu sibuk dengan makan malam, mereka sering mendengar isak tangis sang kakek dari sudut ruangan. Terlihat juga airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput mata si kakek tua itu. Akan tetapi, hal ini sama sekali tidak menyentuh hati anak dan menantunya, malah selalu saja, kata yang keluar dari anak dan menantunya ini adalah omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.<br />
<br />
Cucu si kakek tua yang baru berusia 6 tahun ini sering dibuat tertegun memandangi semua perlakuan orangtuanya. Sampai pada suatu malam, ayah si anak ini tanpa sengaja melihat anaknya yang sedang bermain dengan peralatan kayu.<br />
<br />
Dengan lembut ditanyalah anak itu. " Sayang Kamu sedang membuat apa …?".<br />
<br />
Lalu dengan lugunya anak ini menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu untuk makan ayah dan ibu nanti kelak kalo aku sudah besar. Meja itu nanti akan kuletakkan di sudut sana, dekat tempat kakek biasa makan." Sambil tersenyum anak itu segera melanjutkan permainannya.<br />
<br />
Sungguh jawaban anak ini telah membuat kedua orangtuanya sangat terpukul. Suara mereka tiba-tiba berubah menjadi parau. Mulut mereka terkunci rapat dan tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, perlahan-lahan airmatapun mulai menitik membasahi kedua pipi suami istri ini. Walau tak ada kata-kata yang terucap, tapi mereka kini benar-benar telah menyadari, ada sesuatu yang salah yang telah mereka lakukan pada orang tua mereka. Maka pada malam itu juga, mereka menuntun tangan orangtunya untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama dengan bahagia.<br />
<br />
Para orang tua yang berbahagia dimanapun anda berada, anak-anak kita adalah cermin dari perilaku kita sehari-hari. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan. Mereka adalah pembelajar yang luar biasa.<br />
<br />
Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Begitu pula sebaliknya; jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan buruk hal itu pulalah yang akan dia lakukan kelak saat dewasa. Mari, kita selalu mengevaluasi setiap kebiasaan dan perilaku kita sebagai tabungan berharga yang kita simpan dalam diri anak-anak kita, sebagai bekal kelak pada saat mereka dewasa.Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5920529703729318983.post-86289272398028289672012-02-29T18:21:00.001+07:002012-02-29T18:29:35.545+07:00TIPS MENCARI SEKOLAH BERKUALITAS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdK0Nu7tjGax_yZtk7u14SGNIwQlc2ITGuhdaj1dfr2pnximM_bJL69sr9C3WLUL6eqXDNNsUqjOKEAxAfPoPTjnE2f5IqSdwE1K_nkljK1Um6PEHTSv_Zq7jcRpoYn0XDj30_OSMJ4tqZ/s1600/sekolah_kartun.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="293" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdK0Nu7tjGax_yZtk7u14SGNIwQlc2ITGuhdaj1dfr2pnximM_bJL69sr9C3WLUL6eqXDNNsUqjOKEAxAfPoPTjnE2f5IqSdwE1K_nkljK1Um6PEHTSv_Zq7jcRpoYn0XDj30_OSMJ4tqZ/s400/sekolah_kartun.gif" width="400" /></a></div><br />
<b>Hasil Penelitian Sistem Sekolah secara umum</b><br />
<ol><li>Berpusat pada Jasmani saja, bukan pada Jasmani dan Rohani (Holistic) kurangnya pemahaman mengenai aspek rohani yang meliputi fungsi-fungsi kerja otak dan psikologi perkembangan anak dll.</li>
<li>Berpusat pada kepentingan guru bukan murid (yang penting sdh ngajar tak perduli murid mengerti atau tidak). Pertanyaan yang lazim diantara para guru dan kepala sekolah....eh sudah sampai dimana ngajarnya....? wah aku mesti ngebut nich waktunya sudah hampir habis.<a name='more'></a></li>
<li>Berpusat pada target materi/kurikulum bukan dinamika kelas (yang penting target selesai, tak perduli kelas pasif, ribut atau murid bolos sekalipun).</li>
<li> Berpusat pada pemahaman fungsi otak yang terbatas (IQ) bukan pada Multiple Intelligence (Kecerdasan Unik tanpa batas). Pengakuan anak pandai yang sangat terbatas pada kemampuan Eksakta & Verbal. “Jadi wajar bila dalam tiap kelas paling-paling Cuma ada 5 orang saja yang pandai dan bisa mengikuti pelajaran dengan baik.</li>
<li>Berpusat pada kemampuan Naluri Mengajar bukan pada keahlian profesional mengajar berdasarkan pelatihan (Sebagian besar guru mengajar berdasarkan naluri dan sedikit pengalaman bagaimana mereka dulu di ajar).</li>
<li>Berpusat pada LOWER ORDER THINKING bukan Highly Order Thinking (Menghapal soal yang Jawaban sudah ada/dimiliki gurunya).</li>
<li>Berpusat pada 1 Model TES (Verbal Test Model/Schoolastic Aptitude Test) bukan berdasarkan tes beragam yang disesuaikan dengan jenis bidang dan mata ajar dan keunggulan spesifik anak.</li>
<li>Berpusat pada hasil akhir (hanya sebagai uji ingatan bukan pada proses perbaikan yang diamati dan dicatat dari waktu kewaktu).</li>
<li>Berpusat pada proses Imaginatif bukan realitas (anak kita tidak pernah mengerti manfaat ilmu yang diajarkan bagi realitas hidup mereka kelak).</li>
<li>Guru sebagai sumber kebenaran (sindrom Teko Cangkir bukan korek api dan kayu bakar) bahwa guru hanya sebagai menuang air bukan pembangkit minat belajar anak.</li>
<li>Berpusat pada ruang dan tempat yang terbatas. (Bayangkan anda duduk disatu ruangan selama berjam-jam, apa lagi kursinya keras) nah itulah yang dialami murid-murid di sekolah kita, duduk dibangku yang keras selama berjam-jam.</li>
<li>Miskinnya pemberian dukungan belajar/Motivasi dari para guru (guru lebih suka memuji yang sukses dari pada membangkitkan yang gagal serta memuji usaha kebangkitannya, terlepas dari kegagalan demi kegagalan (Sindrom Belajar Sepeda). Dalam belajar sepeda kita bisa baru bisa naik sepeda setelah beberapa kali mengalami kegagalan. Tidak pernah ada anak yang langsung bisa naik sepeda tanpa pernah jatuh.</li>
<li>Guru sebagai penguji bukan sebagai pembimbing. Guru merasa tidak bertanggung jawab terhadap kegagalan para siswanya dalam ujian yang dibuatnya sendiri. Salah satu sistem pendidikan di perguruan tinggi di AS. menempatkan doses sebagai pendamping, sedangkan yang menentukan kelulusan adalah pihak luar sekolah yang juga merupakan user dari si siswa. Kegagalan siswa dalam ujian sekaligus menunjukkan kegagalan dosen dalam mengajar.</li>
<li>Berpusat pada Tradisi bukan Kreatifitas (HOT SPOT – Hot Spot adalah kurikulum dinamis dan pembahasan masalah yang tidak didasarkan pada buku wajib, melainkan dibahas dan dikembangkan dari kasus-kasus yang sedang terjadi disekitar kehidupan anak-anak), Sementara Tradisi Kurikulum adalah statis, selalu sama yang diajarkan dan sering kali tidak relevan dengan perubahan zaman yang dialami siswanya sekarang, sehingga pendidikan dari waktu ke waktu tidak mengalami kemajuan. Ingat waktu kita masih kecil bagaimana kita diajari menggambar..... apa yang yang kita gambar.....? Pemandangan dengan dua buah gunung, jalan ditengahnya, pohon dipinggir jalan.....? nah itulah salah satu contoh metode “Tradisi” dalam mengajar.</li>
<li>Sekolah Lebih tepat disebut sebagai Lembaga Pengajaran bukan Lembaga Pendidikan, (Mengajar adalah membuat tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa sedangkan Mendidik adalah membuat anak tidak mau menjadi mau.) Sasaran mengajar adalah Ilmu sedangkan sasaran mendidik adalah moral dan karakter. Oleh karena wajar jika banyak anak didik disekolah yang justru memiliki karakter sama seperti orang yang tidak terdidik.</li>
</ol><br />
<b>II. Hasil Riset Sistem Sekolah Berbasiskan Multiple Intelligence dan Holistic Learning</b><br />
<br />
Selain memperhatikan unsur-unsur tersebut di atas, ada beberapa poin yang dapat membantu orang tua dalam memilih sekolah yang benar-benar berkualitas bagi masa depan anaknya.<br />
<br />
1. <b>Memiliki Konsep Sekolah yang jelas dan tepat.</b><br />
Konsep sekolah sangat penting, karena konsep ibarat sebuah “resep” dalam pembuatan kue. Hanya konsep yang tepat sajalah yang akan menghasilkan kue-kue yang berkualitas. Oleh karena itu jenis kue yang sama sering kali memiliki rasa yang berbeda-beda. Hanya kue dengan resep yang tepatlah yang dapat menghasilkan rasa yang lezat dan disukai.<br />
<br />
2. <b>Pemahaman yang mendalam akan konsep sekolah</b><br />
Seluruh Jajaran mulai dari pimpinan, guru, administrasi secara keseluruhan mengetahui dan memahami Konsep Dasarnya yang dimiliki oleh sekolahnya, dan menerapkan konsep tersebut kepada siswa dalam proses belajar dan mengajar.<br />
3. <b>Program Pengembangan SDM yang kontinu</b><br />
Guru-guru yang secara terus-menerus mendapat pelatihan dan program pengembangan yang berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan keahliannya.<br />
4. <b>Melibatkan Orang tua dan anak secara aktif.</b><br />
Proses ini akan sangat membantu kedua belah pihak untuk dapat menjamin tersolusikannya setiap permasalahan anak. Karena anak pada dasarnya merupakan produk orang tua dan sekolahnya. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan mengadakan pelatihan pendidikan bagi orang tua, Voluntary Parent, Pemecahan Problem Perilaku Bersama, Kunjungan ke Objek Pembelajaran Luar Sekolah.<br />
5. <b>Dasar Rekrutmen Guru-guru yang tepat.</b><br />
Pemilihan guru dan para pendidik harus lebih mengutamakan pada Kecintaan kepada anak serta bidang pendidikan bukan pada Gelar-gelar akademik semata, karena banyak sekali guru yang bergelar tinggi tapi justru tidak mencintai bidangnya.<br />
6. <b>Guru yang memahami psikologi perkembangan anak</b><br />
Para gurunya memiliki pemahaman yang mendalam mengenai psikologi anak dan pendidikan. (Psikologi Perkembangan, Gaya Belajar, Komunikasi). Dia bisa menjelaskan tidak hanya apa yang diberikan dalam proses pembelajaran akan tetapi juga mengapa dan untuk apa hal itu diberikan pada anak.<br />
7. <b>Para guru yang menguasai teknik-teknik pengajaran dan pendidikan.</b><br />
Guru harus menempatkan posisinya sebagai sahabat bagi siswa bukan sebagai instruktur sehingga siswa merasa belajar dengan sahabatnya bukan dengan instrukturnya.<br />
8. <b>Sistem dan Pola Pembelajaran yang mengacu pada proses perkembangan kemampuan secara berkala, bukan pada ujian akhir.</b><br />
Penilaian hasil sebuah pembelajaran adalah proses peningkatan dari waktu ke waktu kemampuan siswa, mulai dari tidak bisa menjadi bisa dan mahir bukan hanya berbasiskan tes/ujian di akhir masa pembelajaran saja. Sistem ini disebut sebagai “Portfolio Management”<br />
9. <b>Sistem Pendidikan dan Pengajaran yang memberdayakan kemampuan unggul “unik” setiap anak</b>. Tidak memberlakukan sistem ranking dan rata-rata kelas, melainkan menggunakan sistem yang mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan masing-masing individu dengan berfokus pada keunggulannya. Sehingga anak paham akan potensi keunggulan dirinya masing-masing.<br />
10. <b> Tidak menggunakan kelas sebagai satu-satunya tempat belajar. </b><br />
Setiap tempat adalah tempat belajar yang baik dan sempurna bagi siswa, sementara kelas adalah hanya salah satunya.<br />
11. <b>Tidak menggunakan papan tulis dan buku sebagai satu-satunya media belajar. </b><br />
Media belajar yang baik adalah dengan membuat alat pembelajaran sendiri dari lingkungannya dengan mengandalkan ide-ide kreatif dari guru dan siswa. Buku dan papan tulis hanyalah alat bantu untuk memvisualisasikan apa yang diinginkan oleh guru pada siswanya.<br />
12. <b>Materi yang seimbang antara akademik dan life skill. </b><br />
Diluar sekolah anak akan menghadapi berbagai macam tantangan kehidupan nyata bagi dirinya saat ini dan kelak setelah dewasa. Oleh karena itu pembelajaran kehidupan dan bagaimana untuk dapat hidup dimasyarakat jauh lebih utama untuk dikuasai oleh para siswa. Bukan hanya mengagung-agungkan nilai EBTA, Sumatif Tes atau IPK, yang nyata-nyata kontribusinya tidak besar bagi sukses kehidupan anak kelak.<br />
13. <b>Mau menerima masukkan dari luar untuk proses pengembangan sistem pembelajaran. </b><br />
Jelas bahwa sekolah bukanlah institusi yang paling sempurna dalam mendidik dan mengembangkan kemampuan siswa, oleh karenanya sekolah sangat memerlukan berbagai masukan yang tepat dari berbagai pihak untuk dapat mendidik lebih baik. <br />
14. <b>Anak antusias, kreatif, kritis dan senang sekali bersekolah dan diajak bicara tentang sekolahnya</b>. Ini merupakah alat ukur yang paling mudah bagi orang tua yang ingin mengetahui apakah sekolah yang dipilihnya cocok untuk anaknya.<br />
15. <b>Anak kita akan menjadi lebih baik dalam waktu 3 s/d 6 bulan. </b><br />
Sistem pendidikan yang baik tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk mengembangkan anak didiknya, baik yang berhubungan dengan kemampuan krititis ataupun perilaku terpuji dari anak kita. Perubahan itu seharusnya akan mulai terlihat dan dirasakan oleh orang tua pada semester-semester awal dan terus berlangsung sepanjang periode pembelajaran.<br />
<br />
<b>Note:</b><br />
Jika anda ingin mendapatkan penjelasan lebih lengkap, ikutilah program bimbingan memilih sekolah berkualitas melalui “Parenting Program” yang diselenggarakan ayah Edy di Radio Smart FM.Inungnhttp://www.blogger.com/profile/01548628568496621401noreply@blogger.com0