Rukyah itu sama dengan di jampi tapi menggunakan ayat Al Qur’an, memang menjampi tidak dilarang di Islam, ketika para sahabat menjampi orang yang terkena antup antupan ( racun ) dengan membacakan surat Al Fatihah ratusan kali, Rasulullah SAW tidak melarang, dan kalau mereka berpendapat bahwa manusia tidak mungkin dapat melihat wujud Jin, kebanyakan dalil mereka diambil dari surat Al A’raaf ayat 27 yang bunyinya …..Innahuu yaraakum huwa wa qabiiluhuu min haitsu laa taraunahum…..artinya sesungguhnya setan melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.
Inilah yang mungkin membuat mereka merasa kuat dengan dalil itu, padahal kalau dilihat di ayat lain di dalam surat An Naas ayat 4, 5, 6, : Min syarril waswaasil khannaas, Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas, Minal jinnati wan naas artinya Dari kejahatan bisikan setan yang tersembunyi, Yang membisikkan dalam dada manusia, Dari Jin dan Manusia. kalau dilihat dari penjelasan ayat ini tentang setan, jelaslah bahwa setan itu bukan berwujud fisik tapi sifat, di dalam surat Al A’raaf 27 tadi tidak disebutkan Jin tapi setan , karena kalau maksudnya jin biasanya dengan tegas disebutkan mahluknya, yang dimaksud ayat tadi adalah setan, bukan Jin, siapa sih yang bisa melihat setan, memang nggak mungkin kita melihat setan karena itu adalah sifat, bukan berwujud fisik.
Al Qur’an mah nggak salah, mereka yang salah mengartikan, dan mereka mencari pembenaran karena ketidak mampuan mereka melihat jin. Mungkin mereka berprinsip, kalau mereka tidak bisa melihat Jin, orang lain pun tidak boleh bisa, dan kalau ada yang bisa harus dianggap itu bohong atawa sakit. Sebetulnya kalau dilihat dalil di Al Qur’an tentang adanya hubungan antara manusia dengan jin itu banyak, misalnya surat Al Jin ayat 6 Wa annahuu kaana rijaalum minal insi ya’uudzuuna bi rijaalim minal jinni fa zaaduuhum rahaqaa artinya Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki laki dari manusia berlindung kepada beberapa laki laki dari jin, maka mereka menjadikan jin bertambah sesat. Kalau dilihat dari ayat ini, komunikasi manusia dengan jin sering terjadi sejak dulu. Karena pertolongan Jin biasanya bersifat langsung seperti Nyegik, Nyupang, Ngipri, Gunung Kawi, dan segala macam bentuk pesugihan yang lain.
Kemudian di surat Al Anaam ayat 100 tentang kebohongan Jin yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak laki laki dan perempuan, coba lihat, Jin akan berbohong kepada siapa lagi kalau bukan pada manusia, dan bagaimana cara mereka berkomunikasi atau mengkomunikasi kebohongannya itu, berarti harus ada kontak dengan manusia.
Kemudian di Surat Al – Anam 112 : Wa ka dzaalika ja’alnaa li kulli nabiyyin’aduwwan syayaathiinal insi wal jinni yuuhii ba’dhuhum ilaa ba’dhin zukhrufal qauli ghuruuraw wa lau syaa-a rabbuka maa fa’aluuhu fa dzarhum wa maa yaftaruun artinya Dan demikian kami jadikan bagi tiap tiap Nabi itu musuh ( berupa ) setan setan ( dari ) manusia dan jin, sebahagian mereka membisikan kepada sebahagian yang lain perkataan yang indah indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhan mu menghendaki tentulah mereka tidak akan memperbuatnya, sebab itu tinggalkanlah mereka bersama apa–apa yang mereka ada – adakan. Bagaimana mereka saling membisiki…? bagaimana mereka saling mengerti satu sama lain…?
kemudian masih di surat Al-Anaam tapi ayat 128 : Wa yauma yahsyuruhum jamii’ay yaa ma’syaral jinni qadis taktsartum minal insi wa qaala auliyaa-uhum minal insi rabbanas tanta’a ba’dhunaa bi ba’dhiw wa balaghnaa ajalanal ladzii ajjalta lanaa qaalan naaru matswaakum khaalidiina fiihaa illaa maa syaa-allaahu inna rabbaka hakiimun’aliim artinya Dan ( ingatlah ) pada suatu hari Allah mengumpulkan mereka semuanya ( Allah berfirman ) ” Hai para Jin,sungguh kamu telah banyak ( menyesatkan ) manusia ” Dan kawan kawan mereka dari golongan manusia menjawab, ” Wahai Tuhan kami, sebahagian dari kami telah mendapatkan kesenangan dari sebahagian yang lain, dan sampailah kami kepada waktu yang telah engkau tentukan bagi kami ” Allah berfirman ” Neraka itulah tempat diam kamu, kekal di dalamnya, kecuali Allah menghendaki sesuatu ” Sesungguhnya Tuhan mu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Sebetulnya masih ada beberapa ayat lagi, tapi saya kira cukup dulu.
Dari ayat yang kita lihat, ternyata komunikasi antara manusia dengan jin itu terjadi sudah sejak lama sekali, bahkan mungkin sejak manusia itu ada. Al Qur’an memang untuk orang orang yang berpikir, kalau kita berpikir sedikit saja, mungkin kita umat islam akan mengalami banyak kemajuan, tidak kemunduran seperti sekarang. Makanya kenapa orang barat sudah banyak yang bisa membuktikan keberadaan Jin itu dengan dengan bantuan peralatan canggih, padahal mereka itu tidak tahu bahwa itu adalah Jin, yang mereka ketahui dan sangka Roh gentayangan. kita sudah membahasnya 14 abad yang lalu tapi berhubung umatnya sedikit yang mau berpikir, dan maunya yang mudah mudah saja, yaa kita akan sulit berkembang. Makanya umat islam itu sering terdahului dalam hal apapun oleh bangsa yang kita sebut kafir, padahal kalau kita mau berpikir sedikit saja tentang makna ayat Al Qur’an, kita mungkin segalanya jauh lebih canggih dari mereka.
Bahkan salah satu yang dianggap ustdaz di forum diskusi ketika di salah satu mesjid daerah Pasirimpun sana, dan banyak murid HI ikut melihat, Dia malah mempertanyakan ” Kata siapa itu adalah Jin ”, ketika saya perlihatkan ORBS yang melayang layang secara audio visual. Coba kalau berpikir sedikit saja, tidak mungkin misalnya malaikat iseng iseng, kalau manusia juga tidak mungkin karena bentuknya tidak begitu, mikroba juga jenis apa yang begitu itu, satu satunya yang suka iseng adalah Jin.
Sewaktu saya ajak berkeliling dalam pembahasan, mereka tidak mampu mengikuti, akhirnya mereka bilang kembali ke jalan yang lurus, apa itu bedanya "Ghaib" dengan Ghaib, yang sebelumnya sudah saya jelaskan perbedaan itu secara gamblang tapi tetap saja tidak mengerti, karena tujuan mereka adalah ingin mengajak atau memasukan pendapat mereka pada kita,sedangkan pendapat kita yang berdasarkan bukti bukti tidak akan pernah mereka terima. Tapi kita harus memaklumi, karena yang demikian itu banyak sekali di Indonesia, makanya kenapa umat islam di Indonesia tidak pernah bersatu, penyebabnya adalah karena EGO.
Sampai pada kesimpulan terakhir di forum diskusi itu, mereka bertanya kepada saya bagaimana saya menterjemahkan Al Qur’an dan menggunakan apa, saya bilang menggunakan akal, dan mereka langsung Istigfar ( yang harusnya saya Istigfar melihat mereka ), mereka bilang bahwa menterjemahkan Al Qur’an itu jangan lah menggunakan akal pikiran kita ( katanya ) karena ( menurut mereka ) kalau betul adalah kebetulan dan kalau salah adalah pasti, jadi menurut mereka janganlah menggunakan akal ketika menterjemahkan Al Qur’an. Di dalam surat An Nisaa ayat 123 : Laisa bi amaaniyyikum wa laa amaaniyyi ahlil kitaabi artinya penilaian kebenaran agama itu bukan dari angan angan mu yang kosong dan bukan pula dari angan angan ahli ktab. Jadi seharusnya ketika kita mengaji Al Qur’an kita harus benar benar mengkaji berikut pembuktian dengan menggunakan akal, karena mentafsirkan pun harus menggunakan akal.
Kita seharusnya kasihan mereka, jangan dibenci. Saya yakin mereka pun akan Reject kalau diperlihatkan bukti berupa rekaman video penampakan Jin, jadi biarkan mereka berangan angan, kita jalan terus dengan segala pembuktian. Tugas kita juga adalah memajukan umat, yang mau maju dulu saja yang kita urus, mereka mah belakangan saja.Lagipula di dalam Al Qur’an, tidak ada satu ayat pun yang mengatakan bahwa Jin tidak mungkin dapat dilihat manusia, malah banyak ayat yang membahas kerja sama manusia dengan Jin.
Sumber Kang Dicky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar