Amin : “ Min…kamu pernah melihat Jin…? “
Iman : “ Pernah…bahkan sampai sekarang aku mengumpulkan bukti bukti tentang penampakan dan keberadaan mereka, sudah banyak tuh….”
Amin : ” Aku sih nggak percaya Jin bisa dilihat…”
Iman : “ Kalau aku sangat percaya soal keberadaan Jin dan Jin bisa dilihat bagi yang visual cortex nya lebih baik atau bisa juga dibantu alat, sampai sekarang penelitian soal itu masih berjalan terus di negara negara maju, dan membutuhkan biaya yang besar juga peralatan yang mahal. Makanya banyak yang membuktikan keberadaan mereka adalah para peneliti dari golongan non muslim”
Amin : “ Nggak mungkin itu….pernah baca Al Qur’an kan…?! “
Iman : “ Ya pernahlah…dan pasti akan aku baca dan kaji terus “
Amin : “ Di surat Al A’raf 27 kan disebutkan begini. Hai anak adam, janganlah sekali kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperhatikan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut pengikutnya melihat kamu dari dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan syaitan syaitan itu pemimpin pemimpin bagi orang orang yang tidak beriman. Nah…disitu sudah jelas kan….?! … bahwa Jin tidak bisa dilihat….”
Iman : “ Di ayat itu disebutkan soal Jin nggak…? “
Amin : “ Nggak secara spesifik sih ….tapi maksudnya kan sudah jelas, bahwa yang dimaksud disana adalah Jin…..maksud syaitan itu adalah Jin, jadi karena itu mereka tidak pernah bisa dilihat. Jadi mereka itu semua berhalusinasi , termasuk kamu juga …”
Iman : “ He..he..he… jadi kamu anggap mereka yang melihat Jin itu berhalusinasi yaa…?! “
Amin : “ Ya iyalah…buktinya aku juga belum pernah melihat Jin, aku sih lebih percaya Al Qur’an daripada orang yang kamu katakan para peneliti itu, apalagi mereka itu tadi kamu bilang non muslim…wahhh…aku lebih nggak percaya lagi….mereka pasti mau menyesatkan kita dengan informasi informasi yang ngaco belo. Kamu harus segera sadar , kalau nggak kamu bisa makin sesat….”
Iman : “ He..he..he.. Oke deh….kalau gitu mari kita bahas….kamu pernah baca surat An Nas….? “
Amin : “ Ya pernah lah…hapal lagi…nih..1. Katakanlah : Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai ) Manusia 2. Raja manusia 3. Sembahan manusia 4. Dari kejahatan ( bisikan ) syaitan yang biasa bersembunyi 5. Yang membisikkan (kejahatan ) ke dalam dada manusia 6. Dari golongan Jin dan Manusia…..itu kan ayat nya…?! “
Iman : “ Betulll…wah..wah…Alhamdulillah… hapalan kamu bagus yaa….tinggal pemahamannya saja yang harus ditingkatkan….”
Amin : “ Kamu mau memuji atau menghina sih….?! “
Iman : “ Eitt…eittt….sabar dulu…di Al A’raf 27 tadi disebutkan syaitan-nya satu kali atau dua kali…? “
Amin : “ Satu kali dan dua kali , satu kali di awal ayat, dua kali di akhir ayat “
Iman : “ Cerdaaass….berarti ada yang berarti jamak kan…?! “
Amin : “ Iya…”
Iman : “ Kita lihat kata syaitan dan syaitan-syaitan, tidak ada disana disebutkan Jin dan Jin–Jin, hal itu berarti kita harus mengerti dulu arti syaitan itu sendiri. Kalau mengacu pada surat An Nas yang tadi kamu sebutkan, berarti pengertian syaitan disini adalah sifat, karena Syaitan itu terdiri dari golongan Jin dan Manusia. Makanya disebutkan satu kali adalah untuk sendiri, berarti penggodanya satu dan yang digoda bisa satu atau banyak , sedangkan pengertian jamak disana , berarti penggodanya sudah banyak dan yang digodanya bisa lebih banyak lagi. Jadi sudah jelas kalau kita teliti dan mau berpikir, surat Al Isra 27 sudah jelas sekali membahas masalah syaitan, bukan masalah Jin…”
Amin : “ ??????.....”
Iman : “ So pasti syaitan itu tidak pernah bisa dilihat, karena dia adalah sifat, bisa terlihat setelah menjadi perbuatan. Bagaimana kita bisa melihat yang namanya sifat….?!, sifat itu selalu bersembunyi di tempat yang kita tidak pernah bisa melihat mereka, itu adalah bawaan dari nafsu-nafsu manusia dan juga jin untuk selalu ingin enak, godaan pencarian yang enak–enak inilah yang bisa menjerumuskan manusia dan jin ke dalam siksaan neraka jahanam. Makanya nafsu–nafsu dan sifat–sifat inilah yang bisa menjadikan dirinya pemimpin–pemimpin bagi orang yang tidak beriman, dan orang atau jin yang sudah terbiasa mengikuti hawa nafsu seperti ini , dia akan melupakan Allah SWT, dan akan kecenderungan untuk mengajak sesamanya di jalan mereka. Jadi sekali lagi, di Al A’raf 27 tidak pernah disebutkan bahwa syaitan adalah jin, dan kalau kita kaji makna nya juga, ternyata itu maksudnya bukan jin ….oke…?! “
Amin : “ Tapikan……!? “
Iman : “ Tenang…tenaaaang…pikirkan dulu saja…jangan ngotot…sebaiknya ngotak…. Membaca Al Qur’an jangan sepotong–sepotong, karena tiap surat dan ayat itu sambung menyambung satu sama lain sehingga terjadi keharmonisan yang sempurna, kita jangan mau gampang-nya saja.”
Amin : “ Tapikan Jin itu perkara ghaib, dan perkara ghaib itu hanya Allah SWT lah yang mengetahui, kecuali para rasul yang dikehendaki Allah SWT, itupun dengan tanggung jawab yang berat .”
Iman : “ Coba kamu sebutkan satu ayat saja di dalam Al Qur’an yang mengatakan bahwa Jin adalah Perkara Ghaib “
Amin : “ ??????..... “
Iman : “ Ayo dong…mikirnya jangan kelamaan…satu ayat saja yang secara spesifik mengatakan bahwa jin adalah perkara ghaib…”
Amin : “ Yang secara spesifik sih nggak ada, tapi yang tersirat ada, contohnya surat An Naml 65 : Katakanlah, tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. Nah itu kan sudah jelas tuh…!!!”
Iman : “ Yaa nggak jelas lah…tidak disebutkan soal jin disana…”
Amin : “ Tapi makna tersirat nya kan sudah jelas, mungkin kamu nya saja yang bodoh….”
Iman : “ He…he…he…sampai sekarang pun aku masih selalu merasa bodoh kok, terima kasih, apabila orang lain mengatakan saya bodoh jadi serasa diingatkan. Mungkin karena aku merasa selalu bodoh, Al Qur’an aku baca secara keseluruhan. Di dalam surat Saba 14 dinyatakan: Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah Jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksaan yang menghinakan. Di ayat itu dijelaskan bahwa Jin saja tidak mengetahui hal ghaib, jadi sudah jelas bahwa Jin bukan hal ghaib, dan hal ghaib di dalam Al Qur’an yang dimaksud bukanlah Jin. Silahkan cari lagi, aku sudah cari–cari ayat di dalam Al Qur’an tidak ada tuh yang secara spesifik mengatakan bahwa Jin adalah hal ghaib. Mungkin kamu yang merasa pinter lebih bisa nyari itu ayat daripada saya “
Amin : “ Nanti aku cari dengan guru–guru ngaji–ku. Awas kamu yaa…aku pasti menang dalam soal ini, siap – siap saja….”
Iman : “ Aku sih tidak mencari menang dan kalah, kalau kamu ingin menang … yaa sudaahh… kamu menang , saya kalah….yang penting kita masih tetap sahabat kan…? “
Amin : “ Wassalam….!!!!”
Iman : “ Wa’alaikum salam …”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar