Sebuah wabah campak baru-baru ini pada populasi yang divaksinasi penuh di Quebec telah  menyebabkan banyak pertanyaan apakah vaksin campak memberikan  perlindungan yang memadai.
Sejauh ini, hasil investigasi tentang  masalah tersebut telah menunjukkan bahwa setengah dari kasus-kasus campak di usia remaja yang  sebelumnya telah menerima dua kali  suntikan sesuai anjuran pada anak usia dini.
Di masa lalu,  diasumsikan bahwa vaksin campak menawarkan perlindungan dengan  persentase yang tinggi. Penemuan bahwa 52  dari 98 remaja yang menderita campak telah divaksin secara penuh dikatakan sebagai cukup  mengejutkan peneliti.
"Itu pertanyaan yang sebenarnya. Bagaimana itu bisa terjadi?" kata Dr  Gaston De Serres, seorang ahli penyakit menular dengan lembaga kesehatan  masyarakat Quebec dan salah satu penelitinya.
-------------------------------------------
Yang  terjadi sebenarnya adalah daya tahan tubuh anak-anak yang telah  divaksin menjadi rapuh oleh zat-zat kimia beracun yang ada dalam vaksin  campaknya.
Demam setelah divaksin merupakan reaksi badan dalam  berusaha melawan zat-zat kimia beracun yang masuk, namun karena jenis  racunnya bermacam-macam maka daya tahan tubuh menjadi melemah.
Lalu  virus campak yang telah dilemahkan tersebut memperoleh keuntungan  dengan daya tahan tubuh yang melemah karena sedang melawan racun tadi.
Virus  campak yang telah masuk menjadi punya kesempatan untuk bermutasi menjadi virus campak baru  yang tidak dikenal oleh tubuh anak yang sedang lemah. Mereka masih dalam  bentuk dormant atau tidak aktif karena ada zat-zat racun tadi namun  telah bermutasi.
Setelah zat-zat racunnya benar-benar hilang, di  mana itu butuh waktu tahunan,  mereka mulai kuat dan merajalela dalam tubuh anak-anak yang telah  menerima vaksin campak itu kemudian dengan mudahnya menjadi wabah.
diambil dari sandi nugroho blog
 
 


Tidak ada komentar:
Posting Komentar