Para orang tua dan guru yang berbahagia...
Saya punya kisah menarik dari seorang teman baik, mengenai bagaimana seorang penjual Rujak berhasil membuat anaknya yang suka melawan, sulit diatur dan malas belajar... yang permasalahan yang dihadapi oleh hampir setiap orang tua di Indonesia.
Mari kita simak bersama kisahnya:
setahun lalu atau mungkin sekitar 10 bulan yang lalu, ketika saya membeli rujak, saya bertanya kepada penjual rujak yang berjualan sambil membawa anaknya itu: "umur berapa anaknya", Lima tahun, tapi itu mbak, sukanya menonton televisi melulu, jadi ndak pernah membaca atau apalah gitu, tiap hari kerjanya dhomblong aja di depan tv. kesel aku mbak." lalu saya bilang gini, Bu kalo saya sejak tahun 1997 tidak mempunyai televisi karena siapa yang mau mengendalikan pembantu dirumah kalo saya lagi ke kantor dan saya lebih suka anak saya kreatif atau ada kegiatan." rupanya pembicaraan itu diserap dengan baik oleh tukang rujak itu, mbak Sri namanya. Sejak itu, kalo saya beli rujak, mbak Sri selalu tanya-tanya tentang kegiatan yang biasanya saya buat untuk anak-anak saya bila tak ada televisi. Ya saya bilang, buat dongeng, menulis, latihan drama, buat gambar, membaca, buat puisi, buat kertas daur ulang, buat hiasan pigura dari bahan bekas dan sebagainya. lalu saya sering berikan contoh serta buku-buku yang merupakan hasil karya anak saya dan buku yang biasa dibaca oleh anak-anak. Ada beberapa buku yang saya berikan, senangnya bukan main, begitu mbak Sri.
Lalu teman saya ini berkata..., eh, 2 minggu lalu ketika saya beli rujak, mbak Sri bilang begini. "Mbak, ini rujaknya sekarang gratis. Lho kenapa Bu Sri tanya sahabat saya ini. Iya ini sebagai hadiah dari nasehat-nasehat yang mbak berikan pada saya. Sekarang saya udah ndak punya televisi lagi mbak. wuahhh .. senengnya ..ternyata anak saya juga lebih seneng tidak punya televisi meski awalnya susah sekali. Dia bahkan sekarang kalo belajar ndak perlu disuruh-suruh lagi."
Para orang tua dan guru yang berbahagia...., demikianlah petikan obrolan salah seorang sahabat kami dengan penjual rujak langganannya. Sahabat kami ini sudah sejak tahun 1997 telah mengganti program-program tv dirumahnya dengan program belajar interaktif.
Para orang tua dan guru yang berbahagia..., berdasarkan pengalaman kami menjadi konselor anak selama lebih dari 4 tahun, menemukan fakta banyak sekali penyimpangan perilaku anak yang bersumber dari tontonan program yang ditayangkan oleh televisi. Cobalah sekali-sekali anda catat apa yang di tayangkan station-station TV sejak pagi siang hingga malam hari. Maka saya jamin anda akan sadar betapa banyak program-program yang merusak mental dan cara berpikir anak kita. Tapi yang aneh justru sebagian besar dari para orang tua malah sengaja agar anaknya menonton TV dengan alasan supaya diam dan tenang....
Orang tua ini ternyata sama sekali tidak menyadari bahwa perilaku anaknya sedang dididik oleh tayangan-tanyangan televisi tersebut.
Mari kita renungkan..., jangan-jangan dirumah, kita dan anak kita juga mengalami hal yang serupa...?
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar