Para orang tua dan guru yang berbahagia....Pernah saya bertanya pada seorang guru sejati, seperti apakah wahai guru seharusnya pendidikan itu berlangsung...?
Dengan bijaksana sang guru menjawab, Pendidikan itu ibarat seperti Pemanah dan Busur. Guru adalah ibarat Pemanah, murid adalah ibarat busur. Tugas para guru adalah Mengarahkan Busur ke titik sasaran, Menarik tali busur agar busur dapat melesat tepat menuju sasaran.
Para orang tua dan guru yang berbahagia.....Sebuah analogi yang luar biasa yang digambarkan oleh sang guru sejati.
Namun ternyata bila kita amati lebih jeli dilapangan, apa yang terjadi tidaklah demikian. Guru-guru kita tidak pernah mengarahkan murid-muridnya untuk mengetahui apa sasaran akhir dari proses persekolah kita, apa lagi membantu para siswa untuk membidiknya, jadi bagaimana mungkin guru bisa menarik tali busur untuk melesatkan muridnya menuju sasaran yang tepat sedangkan sasarannya saja dia tidak pernah tahu.
Bebarapa waktu yang lalu hal ini sempat saya buktikan, dengan berbicara didepan anak-anak SMA kelas 3 yang akan segera menyelesaikan persekolahannya ditingkat SMA.
Saya bertanya kepada mereka: Teman-teman, Mau kemanakah kalian setelah tamat SMA..? atau persisnya akan mengambil jurusan apakah jika kalian ingin melanjutkan ke jenjang persekolahan berikutnya..?
Bukan main... ternyata mereka semua tidak bisa memberikan jawaban dengan pasti, mereka semua diliputi keraguan, mereka semua bingung mau kemana...?
Ya Tuhan saya menarik nafas dalam-dalam, apa yang mereka alami saat ini juga saya alami dulu pada saat saya menamatkan persekolahan saya di SMA. Seperti mereka saya juga dulu kebingungan menentukan pilihan, menentukan arah, tidak tahu harus kemana? apakah mengikuti kemauan orang tua, teman atau mengambil jurusan hanya sekedar untuk mudah mencari pekerjaan...?
Para orang tua dan guru yang berbahagia....Sangat menyedihkan sekali, ternyata setelah masa 18 tahun berlalu dari saat saya lulus SMA dulu, permasalahan yang dihadapi siswa tidak juga berubah. Itu artinya selama 18 tahun terakhir tidak ada perubahan fundamental yang dibuat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Saya jadi teringat pada ucapan seorang teman pelajar SMU pernah berkata dengan nada sinis kepada saya, katanya: Menteri kita kan bisanya cuma merubah SMA menjadi SMU kemudian merubah kembali menjadi SMA, menggonta-ganti buku dan yang begitu-begitulah. Mana pernah memikirkan mutu pendidikan apalagi mutu kita para pelajarnya.
Setiap kali ingat ucapan ini saya kembali merasa prihatin yang luar biasa, saya pikir andapun Para orang tua dan guru yang berbahagia sependapat dengan ucapan rekan pelajar kita ini.
Para orang tua dan guru yang berbahagia.....Betapa memprihatinkan sistem pendidikan kita yang tidak pernah mengajarkan dan membimbing anak-anak didiknya untuk mengetahui sasaran akhir dari proses pembelajarannya. Mereka dan kita dulu saat bersekolah tidak pernah diberitahu apa dan kemana sasaran bidik kita. Bidang apa yang cocok untuk masing-masing siswa, apa saja langkah-langkah persiapannya, begaimana memulai prosesnya dan sebagainya.
Maka tidaklah mengherankan bila diakhir masa persekolahan SMA mereka semua kebingungan, ya kebingungan dalam banyak hal terutama dalam menentukan langkah dan pilihan yang tepat bagi dirinya.
Alih-alih mencari jalan keluar terhadap kebingungan yang sedang dihadapinya, justru anehnya sebagian besar pelajar malah melakukan aksi corat-coret baju, rambut dan bahkan wajah mereka dengan cat pilox yang berwarna-warni.
Guru kencing berdiri dan muridpun kecing berlari, meskipun kurang sopan tapi peribahasa diatas sangatlah tepat untuk menggambarkan kualitas sistem pendidikan kita saat ini.
Akhirnya kami sepakat untuk membantu memberikan bimbingan kepada siswa-siswa SMA yang sedang kebingungan menentukan sasaran akhir bagi dirinya tersebut. Kami undanglah mereka untuk hadir pada acara workshop yang khusus kami adakan bagi mereka.
Para orang tua dan guru yang berbahagia...diluar dugaan reaksi dari para pelajar ini. Mereka begitu bersemangat dan antusias sekali. Workshop yang sedianya diadakan hanya sampai jam 12.00 siang ternyata mundur hingga jam 4 sore, karena begitu antusiasnya mereka, saya terus saja dihujani dengan berbagai pertanyaan dan baru dapat kesempatan makan siang pada pukul 4 sore.
Belum lagi kesan-kesan mereka yang ditulis pada secarik kertas, semuanya bernada positif, bahagia dan sangat antusias. Bahkan telepon kami terus berdering, mereka meminta untuk segera diadakan kembali workshop yang sama bagi teman-teman mereka yang belum sempat kebagian.
Para orang tua dan guru yang berbahagia....Mari kita bimbing anak-anak kita untuk bisa mengenali potensi dirinya, mari kita bimbing anak-anak kita untuk mengetahui sasaran hidupnya, ..mari kita motivasi mereka untuk bisa mencapai sasaran hidup yang sesuai dengan minat dan keunggulan mereka masing-masing.
Tuhan tidak pernah merubah nasib suatu bangsa jika anak-anak bangsa tersebut tidak berusaha untuk merubahnya sendiri.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar