Rabu, 29 Februari 2012

Bermain Adalah Belajar

Suatu hari datang seorang ibu berkonsultasi kepada saya meminta untuk dipilihkan sekolah yang cocok untuk anaknya....  Lalu saya merekomendasikan salah satu sekolah yang telah menjalankan konsep-konsep yang saya sampaikan.

Namun minggu depannya ibu yang sama tadi datang lagi...,  kali ini dia komentar begini:  Ayah....yang benar saja anak saya kok direkomendasikan sekolah disana...?  Saya kaget, memangnya ada apa bu.....?   Itu lho....lah wong gedungnya itu jelek banget dan ditengah kampung, malah masih lebih bagus SD Inpres.   Lalu saya jelaskan panjang lebar dengan kesimpulannya kira-kira seperti ini:  Sesungguhnya hanya orang tualah yang menilai bagusnya sekolah dari bagus gedungnya, tapi anak kita justru lebih mementingkan guru-guru dan cara belajarnya, apakah guru-gurunya tulus dan benar-benar mencintai anak dan apakah proses belajarnya sesuai dengan kodrat penciptaan mereka.   Saya katakan padanya,  jika ibu tidak keberatan ibu coba dulu program try outnya jika anak ibu cocok sebaiknya memang ia bersekolah disana. 

MEJA KAYU

Suatu ketika, seorang kakek yang sudah sangat tua harus tinggal bersama dirumah anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini sudah begitu rapuh dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannyapun sudah sangat buram dan berjalannyapun sudah tertatih-tatih. Keluarga ini biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang kakek yang sudah pikun ini sering mengacaukan segalanya.  Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh. Saat si orangtua ini meraih gelas, segera saja air yang ada didalamnya tumpah membasahi taplak meja makan.

TIPS MENCARI SEKOLAH BERKUALITAS


Hasil Penelitian Sistem Sekolah secara umum
  1. Berpusat pada Jasmani saja, bukan pada Jasmani dan Rohani (Holistic) kurangnya pemahaman mengenai aspek rohani yang meliputi fungsi-fungsi kerja otak dan psikologi perkembangan anak dll.
  2. Berpusat pada kepentingan guru bukan murid (yang penting sdh ngajar tak perduli murid mengerti atau tidak). Pertanyaan yang lazim diantara para guru dan kepala sekolah....eh sudah sampai dimana ngajarnya....? wah aku mesti ngebut nich waktunya sudah hampir habis.

Anak yang berpikir dengan Otak Kanannya

Suatu hari saya membaca sebuah proses penyuluhan melalui media,  terhadap orang tua yang menanyakan kelainan dan keterlambatan belajar anaknya yang ciri-cirinya persis seperti anak yang cenderung dominan menggunakan otak kanannya.

Saya begitu prihatin karena ternyata banyak pembimbing yang masih belum mengetahui permasalahan ini dan bahkan cenderung untuk memberikan nasehat yang menurut saya mungkin malah membuat hati orang tuanya semakin gelisah dan khawatir... 

Mari kita dengarkan cuplikan nasehat yang diberikannya
Bila diperhatikan perkembangan motorik putra ibu sepertinya agak terlambat,  berjalan diusia 1 tahun 10 bulan dan bicara baru lancar di usia 4 tahun, jika terkadang jawaban yang diberikan tidak sesuai topik pembicaraan mungkin saja benar bahwa tingkat kecerdasannya tergolong dibawah rata-rata namun saya belum bisa memastikan masuk kategori apa.  Jika Sampai saat ini dia belum lancar membaca juga menulis dan lebih suka mengeja menunjukkan putra ibu memerlukan waktu yang lebih lama dari anak-anak yang kecerdasannya tergolong rata-rata atau di atas rata-rata.

begitulah kira-kira cuplikan utamanya........

Sungguh ibu manapun akan merasa terpukul hatinya mendengarkan penjelasan yang semacam ini, begitulah sejak dulu hingga kini anak-anak kita telah dengan gampangnya di golong-golongkan, menjadi anak diatas rata-rata,  rata-rata dan dibawah rata-rata.  Peristiwa di zaman Thomas Alva Edison terulang kembali di zaman ini....

The Best Payment Processor.

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.